Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong peningkatan investasi dan kerja sama dengan sejumlah negara, salah satunya adalah Singapura.
Di awal pertemuan dengan Ketua DPR Singapura, Tan Chuan-Jin, ia menyampaikan selamat atas keberhasilan Singapura dalam penyelenggaraan Formula 1 Grand Prix pada 2 September lalu.
Baca Juga
“Saya merasa gembira dengan hubungan bilateral Indonesia-Singapura yang semakin solid dan konstruktif. Bagaimanapun Singapura merupakan tetangga dekat dan mitra strategis ekonomi utama Indonesia khususnya perdagangan dan investasi yang telah berlangsung lebih dari 55 tahun,” ungkap Puan, seperti dikutip dari pernyataan resmi terkait KTT P20, Kamis (6/10/2022).
Advertisement
Ditambahkannya, hubungan bilateral Indonesia dan Singapura semakin baik berkat pertemuan tahunan Kepala Negara atau Leaders’ Retreat. Tahun ini, Leaders’ Retreat menghasilkan peningkatan kerja sama di bidang politik, hukum dan keamanan, investasi, ekonomi digital, green economy antara Indonesia dan Singapura.
Leaders’ Retreat 2022 juga memperkuat kemitraan Indonesia dan Singapura dengan ditandatanganinya tiga dokumen perjanjian strategis di bidang politik, hukum dan pertahanan keamanan.
Puan kemudian mengapresiasi dukungan Singapura dalam upaya pemulihan ekonomi dan perkembangan pembangunan, khususnya di Kawasan Batam-Bintan- Karimun (BBK) yang dapat memicu multiplier effect bagi Indonesia secara keseluruhan.
“Saya optimis bahwa ke depan kemitraan Indonesia-Singapura akan terus meluas dan semakin memfasilitasi intensifikasi hubungan people-to-people dan kerja sama sosial-budaya, termasuk pergerakan dua arah pelajar/mahasiswa di Indonesia-Singapura,” katanya lebih lanjut.
“Saya berharap skenario dan peta jalan yang komprehensif pengembangan energi terbarukan, terutama di bidang mekanisme kredit karbon dan skema perdagangan yang akan dilaksanakan, dapat segera terwujud,” lanjut Puan.
Dorong Pengembangan Investasi
DPR juga mendorong kemajuan kemitraan dalam sektor investasi, transportasi, tenaga kerja, agribisnis, dan pariwisata, termasuk pembangunan Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Ekonomi Khusus lainnya.
Puan memandang, kemajuan kemitraan itu dapat terwujud dengan bantuan diplomasi parlemen baik secara bilateral, regional, dan global.
“Diplomasi Parlemen perlu dilakukan untuk memperkuat diplomasi antar Pemerintah. Indonesia sangat terbuka untuk berbagi dan bertukar pandangan dalam dialog yang konstruktif, dalam rangka menguatkan peran strategis dan kemitraan sinergis antara Indonesia dengan Singapura,” urainya.
Advertisement
Hubungan Diplomatik ke-55 Singapura-Indonesia
Tahun ini, hubungan diplomatik Singapura dan Indonesia memasuki 55 tahun. Wadubes Jeremy Shor mengatakan bahwa kedua negara telah saling bergandeng tangan mengatasi banyak hal bersama.
"Kedua negara adalah tetangga paling dekat dan teman lama. Kita telah melewati banyak 'badai' bersama, melalui banyak generasi, dan mengembangkan kemitraan abadi berdasarkan rasa saling percaya dan hormat. Sebagai sesama anggota pendiri ASEAN, Singapura dan Indonesia selalu berdiri bersama untuk menegakkan perdamaian dan kemakmuran di wilayah kita," tutur Jeremy.
Selain itu, ia juga mengatakan "persahabatan kami telah membantu membangun ketahanan selama pandemi COVID-19. Kami menemukan cara kreatif untuk menjaga pertukaran tingkat tinggi kami dan memperkuat kerjasama multi-faceted kami."
Jeremy memaparkan bahwa sejak 2014, Singapura tetap menjadi investor terbesar di Indonesia, dan investasinya meningkat sebesar 45 persen pada tahun 2021 selama 2019. "Ini mencerminkan keyakinan teguh kami terhadap Indonesia ekonomi, bahkan selama pandemi global."
Selain itu, angkatan bersenjata Singapura dan Indonesia juga menjalin kerja sama. "Kita telah mempertahankan kerjasama yang kuat dan substantif, baik secara virtual maupun tatap muka"
Kedua Negara Saling Dukung
Kedua negara, sambung Jeremy, termasuk sektor sosial, juga telah saling mendukung selama pandemi COVID-19. Termasuk melalui Program Antar-Jemput Oksigen dan kontribusi peralatan medis ke Indonesia, bahkan di tengah kekurangan global.
"Dengan pembatasan perbatasan sekarang dicabut, dua bangsa kita menebus kehilangan waktu dengan menghubungkan kembali satu sama lain. Ikatan orang-ke-orang kami yang erat selalu, dan akan selalu, menjadi perekat yang mengikat kedua negara kita."
"Keadaan kerjasama bilateral kita yang sangat baik telah dimungkinkan dengan dukungan dan kepemimpinan yang kuat dari Bapak Presiden Joko Widodo dan upayanya dari pemerintahannya."
Advertisement