Liputan6.com, New York - Inggris, Jerman, dan Prancis meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengirim tim ke Ukraina guna menyelidiki sisa-sisa pesawat nirawak (drone) dari Rusia, yang diklaim Kiev dan Barat adalah buatan Iran.
“Kami menyambut baik penyelidikan oleh tim Sekretariat PBB yang bertanggung jawab untuk memantau pelaksanaan UNSCR 2231 dan siap mendukung upaya sekretariat dalam melakukan penyelidikan teknis dan tidak memihak,” kata duta besar tiga negara Eropa tersebut, dalam surat yang dikirim kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang dilihat oleh Anadolu Agency.
Baca Juga
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengonfirmasi penerimaan surat itu.
Advertisement
"Kami akan menganalisis informasi apa pun yang disampaikan kepada kami oleh negara-negara anggota," kata dia sebagaimana diwartakan Anadolu Ajansi, dikutip dari Antara, Minggu (23/10/2022).
Wakil Dubes Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy mengatakan sebelumnya bahwa Moskow akan menilai kembali kerjasamanya dengan Sekjen PBB jika PBB mengirim para ahli ke Ukraina untuk memeriksa drone yang ditemukan dan diduga buatan Iran.
Ukraina menuduh Iran dan Rusia melanggar sanksi PBB karena Moskow menerima kiriman drone "kamikaze" buatan Iran, yang menyebabkan serangan mematikan di Ibu Kota Kiev.
Buatan Iran?
Dalam surat yang dikirim ke Dewan Keamanan PBB, Dubes Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan Iran telah mentransfer barang terlarang itu ke Rusia sejak 16 Januari 2016.
“Secara khusus, pada akhir Agustus 2022, kendaraan udara tak berawak (UAV) seri Mohajer dan Shahed dipindahkan dari Iran ke Rusia,” kata Kyslytsya.
Kyslytsya mengundang pakar PBB untuk mengunjungi Ukraina guna memeriksa UAV yang diklaim berasal dari Iran.
Iran telah membantah klaim bahwa Rusia menggunakan drone buatan Iran di Ukraina ketika Moskow meluncurkan serangkaian serangan ke kota-kota Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.
AS juga menuding Rusia menggunakan drone militer Iran untuk mendukung Moskow dalam perangnya melawan Ukraina.
"Hari ini kami dapat mengonfirmasi bahwa personel militer Rusia yang berbasis di Krimea telah mengemudikan UAV Iran, menggunakannya untuk melakukan serangan di seluruh Ukraina, termasuk serangan terhadap Kiev," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby dalam konferensi pers pada Kamis (20/10).
Advertisement
Dugaan Koalisi Rusia-Iran
Selama bertahun-tahun berita utama telah meliput kontroversi tentang sistem pertahanan udara Rusia yang canggih menuju ke Iran.
Tapi sekarang lalu lintas senjata di antara kedua negara bergerak ke arah sebaliknya, tulis Jonathan Marcus dari Strategy and Security Institute, University of Exeter, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (22/10/2022).
Drone yang dipasok Iran digunakan oleh Moskow untuk meneror warga sipil Ukraina dan untuk menyerang sistem pembangkit dan distribusi listrik negara itu.
Kesulitan Rusia di Ukraina telah mendorong Moskow untuk beralih ke Teheran untuk stok senjata yang dipandu dengan presisi. Gudang senjatanya sendiri cepat habis.
Ada sejumlah contoh di mana rudal pertahanan pantai dan pertahanan udara telah digunakan oleh Rusia untuk menyerang target darat di Ukraina - peran yang tidak paling cocok.