Liputan6.com, Itaewon - Korban tewas dari kerumunan massa yang terjadi Sabtu malam di distrik Itaewon di ibu kota Korea Selatan Seoul selama pesta Halloween, bertambah satu orang, kata pihak berwenang.
Setidaknya 155 orang tewas dan 152 lainnya terluka dalam insiden itu, menurut Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan.
Dikutip dari Xinhua, Selasa (1/11/2022) jumlah korban tewas bisa bertambah karena 30 orang berada dalam kondisi kritis.
Advertisement
Insiden itu diyakini disebabkan oleh kerumunan besar yang melonjak ke gang sempit, kemudian orang di sana saling menjatuhkan satu sama lain.
Sebagian besar korban adalah mereka yang berusia akhir belasan, 20-an dan 30-an. Di antara yang tewas, 100 di antaranya adalah wanita yang relatif tidak cukup kuat berada pada kondisi itu.
Kurangnya polisi untuk mengendalikan massa, yang terjebak dan tergencet di jalan-jalan yang penuh sesak, diyakini telah memicu bencana paling mematikan di negara itu sejak insiden tenggelamnya kapal feri yang menewaskan 304 orang pada tahun 2014.
Pemerintah telah mengumumkan masa berkabung nasional selama satu minggu atas tragedi tersebut hingga Sabtu besok.
Polisi Korea Selatan Mengaku Gagal Cegah Tragedi Itaewon
Polisi Korea Selatan mengakui kegagalan dalam mencegah tragedi Itaewon. Berdasarkan laporan Yonhap, Senin sore (31/10/2022), ada 154 korban meninggal di peristiwa Itaewon. Mayoritas korban adalah anak muda.
Kepolisian mengaku sudah memprediksi bahwa akan ada banyak warga yang datang ke Itaewon, tetapi tidak memprediksi bahwa tragedi berdesak-desakan akan terjadi.
"Telah diprediksi bahwa kerumunan besar masyarakat akan berkumpul di sana, tetapi kami tidak mengira korban berskala besar akan terjadi karena berkumpulnya masyarakat," ujar Hong Ki Hyun, Kepala Biro Manajemen Ketertiban Publik dari Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan.
Terlambat Antisipasi
Hong juga mengakui dan menyesalkan bahwa polisi di TKP salah perhitungan terkait antisipasi lonjakan kerumunan.
"Saya diberitahu bahwa aparat kepolisian di TKP tidak mendeteksi adanya lonjakan mendadak kerumunan," ucap Hong.
Hong berkata ada 137 polisi yang diterjunkan ketika tragedi itu terjadi. Angka 137 orang itu disebut lebih tinggi dari jumlah aparat yang diterjunkan sebelum COVID-19 pada 2017-2019. Para polisi yang dikirim itu bertugas mencegah hal-hal ilegal serta mengurus lalu lintas.
Hong mengakui bahwa tidak ada kebijakan terpisah terkait pengendalian kerumunan di gang sempit lokasi bencana terjadi. Selain itu, polisi mengaku tak punya petunjuk untuk mengurus acara tanpa organizer yang jelas seperti di Itaewon.
Ke depannya, polisi akan mengambil langkah-langkah terkait bagaimana pemerintah bisa mengintervensi di acara yang tak punya organizer jelas seperti festival Halloween di Itaewon.
Advertisement
Masa Berkabung Nasional
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan masa berkabung nasional pada Minggu (30 Oktober) setelah pesta Halloween menewaskan sedikitnya 153 orang di kawasan hiburan malam yang padat di Seoul.
Dilansir Channel News Asia, Senin (31/10/2022), Yoon menyatakan belasungkawa kepada para korban, kebanyakan remaja dan orang-orang berusia 20-an, dan keinginannya untuk pemulihan yang cepat bagi banyak orang yang terluka dalam salah satu bencana terburuk di Korea Selatan dan aksi desak-desakan terburuk di dunia dalam beberapa dekade.
"Ini benar-benar tragis," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Tragedi dan bencana yang seharusnya tidak terjadi terjadi di jantung Kota Seoul tadi malam."
Kerumunan besar yang merayakan di Distrik Itaewon yang populer melonjak ke sebuah gang pada Sabtu malam, kata pejabat darurat, menambahkan jumlah korban tewas bisa meningkat.
Choi Sung-beom, kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan, mengatakan lebih dari 150 kematian telah dikonfirmasi, termasuk 22 orang asing. Dia mengatakan kepada pengarahan di tempat kejadian bahwa 82 orang terluka, 19 di antaranya serius.
Keluarga dan teman-teman dari korban pun putus asa mencari kabar dari orang-orang terkasih di pusat-pusat komunitas yang telah menjadi fasilitas darurat bagi orang hilang.
Investigasi
Sebanyak 154 orang, termasuk 26 orang asing, tewas dan 149 lainnya terluka dalam kerumunan massa dalam perayaan Halloween di lingkungan Itaewon, Seoul.
Dilansir World KBS, Senin (31/10), kementerian pendidikan mengumumkan bahwa lima siswa sekolah menengah dan satu siswa sekolah menengah dari Seoul termasuk di antara korban jiwa, bersama dengan tiga guru - masing-masing dari Seoul, Provinsi Gyeonggi dan Ulsan.
Dari mereka yang terluka, sekitar 30 dilaporkan dalam kondisi kritis, sehingga berpotensi meningkatkan angka kematian.
Kim Sung-ho, wakil menteri dalam negeri untuk manajemen bencana dan keselamatan, mengatakan pemerintah akan menawarkan hingga 15 juta won (Rp 163, 9 juta) untuk biaya pemakaman dan dukungan lainnya.
Biaya pengobatan bagi mereka yang terluka akan ditanggung melalui asuransi kesehatan nasional, dan mereka yang dalam kondisi kritis juga akan dibantu oleh pejabat pemerintah.
Sementara itu, polisi dan ahli forensik memulai pemeriksaan bersama di lokasi kejadian pada Senin sore.
Penyelidik, yang sedang dalam proses menganalisis rekaman kamera pengintai dari daerah tersebut dan konten media sosial terkait, berencana untuk menentukan apa yang menyebabkan kerusuhan dan apa yang membuat orang sulit keluar.
Polisi juga akan memeriksa apakah Pemerintah Kota Seoul dan Distrik Yongsan telah memenuhi kewajiban mereka untuk mengambil tindakan pencegahan keamanan yang diperlukan sebelum pertemuan massal orang-orang yang diharapkan untuk perayaan Halloween.
Advertisement