Liputan6.com, Jakarta - Usai dihujat warganet Indonesia lantaran menyebut Bali adalah desanya orang kulit putih, vlogger asal Israel Nas Daily promosi nikel Indonesia untuk produksi mobil listrik.
Dalam unggahan terbarunya, Selasa (14/2/2023) Nas Daily mengatakan bahwa ia sengaja membuat video tersebut pada hari terakhirnya di Indonesia.
"Video ini saya buat pada hari terakhir saya di Indonesia. Dalam 7 hari terakhir, saya berbicara soal budaya, masyarakat, makanan, dan tempat di Indonesia. Jadi, hari ini saya ingin berbicara soal NICKEL! SELAMAT MENYAKSIKAN!,"tulis Nas Daily.
Advertisement
View this post on Instagram
Di video, Vlogger Nas Daily seakan-akan membesarkan Indonesia. Bahwa selain budaya dan makanan, bangsa ini juga kaya akan hasil alamnya.
Nas Daily menyebut saat ini ada banyak perusahaan mobil listrik di dunia, salah satunya Tesla. Setiap produksi dan penggunaan mobil listrik akan menggunakan baterai (bukan BBM ataupun gas).
"Pembuatan baterai mobil ini membutuhkan nikel. Bahan mentah ini sangat sulit didapatkan. Dan coba tebak, 25 persen nikel dunia ada di satu negara. SELAMAT DATANG DI INDONESIA," ujar Nas Daily.
"Sebelumnya, banyak perusahaan membeli nikel dari Indonesia dan membuat baterai di Eropa. Setelah itu mobilnya di jual untuk menghasilkan banyak uang. Masalahnya, negara penghasil nikel (Indonesia) mendapatkan sedikit uang."
"Tapi perdagangan dunia kini 'hancur'. Kini, negara penghasil nikel seperti Indonesia sudah mulai bangkit. Mereka meminta perusahaan mobil untuk membuat baterai di sini (Indonesia). Mulai dengan pabrik, menciptakan lapangan pekerjaan dan bikin warganya kaya."
"Oleh karena itu, Tesla dan perusahaan mobil listrik akan buat baterainya di sini di Indonesia." Dan tiap mobil yang dibeli, akan membuat negara tersebut kaya. Dan itulah caranya berdagang."
Vlogger Nas Daily Pernah Dilarang Masuk Indonesia Kini Bisa, Ini Penjelasan Imigrasi RI
Vlogger Nas Daily atau yang juga dikenal dengan nama aslinya Nuseir Yassin jadi pemberitaan usai bisa masuk ke Indonesia. Padahal, tahun 2018 kedatangannya pernah ditolak.
Menanggapi hal ini, pihak Imigrasi RI menyebut bahwa Nas Daily sebenarnya tidak masuk dalam daftar cegah.
Pihak Imigrasi juga menyebut bahwa tidak ada kewenangan dari pihaknya untuk melarang masuk Nas Daily ke Indonesia.
"Tidak ada daftar cegah ke yang bersangkutan. Jadi tak ad kewenangan Imigrasi larang masuk ke RI," ujar Achmad Nur Saleh Subkoordinator Humat Ditjen Imigrasi hari ini, Jumat (10/2/2023).
Selain itu, pihak Imigrasi menekankan bahwa Nas Daily memegang paspor Federasi Saint Kitts dan Nevis.
Nas Daily jadi sorotan usai menyebut Bali sebagai The Whitest Island in Asia atau pulau paling "putih" di Asia melalui sebuah unggahan Instagram-nya, baru-baru.
Titel itu disematkan Nas karena ia melihat banyak orang kulit putih yang tidak hanya berlibur, tapi juga tinggal di Pulau Dewata. "Ia (berkulit) putih. Ia (berkulit) putih. Mereka (berkulit) putih. Inilah desa paling 'putih' di Asia," ucap Nas membuka klip tersebut.
Ia menyambung, "Ke mana pun Anda pergi, akan ada banyak orang berkulit putih. Ini adalah sebuah pulau yang mencuri perhatian dunia Barat." Masih di video itu, Nas juga mengungkap alasan turis asing berkulit putih berkunjung dan pindah ke Bali.
"Yang pertama, alamnya. Sawah demi sawah. Semua (berada) di sekitar Anda, semuanya hijau," ucapnya.
Kemudian, Nas memuji keramahtamahan masyarakat Bali. Ia menyebut pulau tetangga Lombok itu memiliki banyak hotel terbaik di dunia dengan "keramahtamahan Indonesia yang sangat menawan."
Advertisement
Makanan Bali Terjangkau
Ketiga, Nas mengatakan bahwa harga makanan di Bali terbilang terjangkau bagi wisatawan, seraya memperlihatkan sepiring burger dengan kentang goreng seharga 4 dolar AS (sekitar Rp60 ribu). "(Harga) semua (barang) di sini sangat terjangkau, setidaknya untuk para turis berkulit putih," sebutnya.
Saat menutup video, Nas Daily menyebut sepeda motor sebagai alasan keempat banyak turis asing mengunjungi Bali. "Tidak ada subway. Tidak ada bus. Hanya skuter di sawah yang cantik," tambahnya. Konten ini menuai kritik dari warganet.
Kritik Warganet
Salah satu pengguna Instagram menulis, "Saya suka konten Anda, tapi saya sedikit tidak setuju dengan yang satu ini. Bukankah perpindahan 'orang kulit putih' ini memengaruhi penduduk setempat? Itu tampak seperti video yang berbicara tentang gentrifikasi tanpa membahasnya."
"Oke.. mari kita dorong mereka jadi turis, bukan jadi penduduk," timpal yang lain, sementara seorang warganet berkomentar, "Konten ini sangat dangkal. Pertama, Bali bukanlah sebuah desa. Cuplikan yang Anda tampilkan adalah hanya beberapa restoran wisata populer di Canggu, tidak mewakili Bali secara keseluruhan."
"Kedua, kami tidak membutuhkan lebih banyak turis, kami membutuhkan lebih banyak organisasi yang membantu kami mendidik bisnis agar lebih sadar, untuk tumbuh, bukan mengeksploitasi secara berlebihan," tuturnya. "Saat ini, penduduk setempat dibayar rendah, alam dieksploitasi secara berlebihan, dan turis bertindak seperti penyelamat dengan hanya membayar 4 dolar AS di restoran dan melanggar hukum karena mereka pikir mereka membantu orang miskin dengan berada di sini."
"Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa Anda membayar sangat sedikit untuk barang-barang yang biasanya tidak akan Anda bayarkan (dengan harga tersebut) di tempat lain?" tandasnya.
Advertisement