Liputan6.com, Cape Town - Lebih dari 800 pasangan mengikuti nikah massal terbesar di Afrika Selatan sejak pandemi COVID-19, bersamaan dengan perayaan Paskah pada Minggu (9/4/2023).
Dilansir South China Morning Post, Senin (10/4/2023), acara itu digelar oleh International Pentecost Holiness Church yang turut memberkati beberapa pasangan yang poligami, sebuah praktik yang biasa terjadi di beberapa komunitas Afrika.
Pernikahan massal berlangsung tiga kali setahun - pada Paskah, pada bulan September saat peringatan pendirian gereja dan pada bulan Desember,
Advertisement
Lebogile Mamatela (38), yang menjadi istri kedua mengatakan, “Ini hari yang istimewa, saya sangat bahagia. Saya sangat, sangat menghargai momen menjadi bagian dari keluarga Mahluku ini. Perasaan yang luar biasa.”
The International Pentecost Holiness Church (IPHC) is set to be a sea of white today as more than 400 brides walk down the aisle to get married in South Africa’s biggest mass wedding ceremony https://t.co/Vdp6Y90uea. pic.twitter.com/Z3G2gjJvPG
— City Press (@City_Press) April 9, 2023
Suami barunya, Roto Mahluku (40) bergabung dengan gereja tersebut pada tahun 1993 dan menikah dengan istri pertamanya, Ditopa Mahluku, 16 tahun lalu. Mereka memiliki tiga anak.
Mereka yang telah menikah menggunakan pakaian warna-warni dalam upacara pemberkatan tersebut, sementara pengantin yang baru menikah pertama kali mengenakan gaun warna putih.
Gereja dengan Jemaat Terbesar di Afrika Selatan
Acara pernikahan massal dengan 800 pasangan di Afrika Selatan tersebut digelar bertepatan dengan jeda pertikaian tentang kepemimpinan gereja.
Keamanan diperketat pada nikah massal tersebut, yang diawasi oleh aparat bersenjata. Detektor logam juga digunakan untuk skrining.
International Pentecost Holiness Church memiliki sekitar tiga juta jemaat, sehingga menjadikannya salah satu gereja dengan jemaat terbesar di Afrika Selatan.
Advertisement