Isu Geopolitik Membayangi Hubungan ASEAN-China, Pengamat: Itu Dipolitisasi

Memperingati 20 tahun Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) atau Aksesi Traktat Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN-China, isu geopolitik turut menjadi sorotan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 22 Jun 2023, 15:02 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2023, 15:02 WIB
Ilustrasi bendera negara anggota ASEAN
Ilustrasi bendera negara anggota ASEAN. (Gambar oleh Thuận Tiện Nguyễn dari Pixabay )

Liputan6.com, Jakarta - Memperingati 20 tahun Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) atau Aksesi Traktat Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN-China, isu geopolitik turut menjadi sorotan.

Termasuk pertanyaan soal, apakah hubungan ASEAN-China masih relevan di tengah isu geopolitik hingga keamanan dan stabilitas kawasan?

Menurut mantan Ketua Pelaksana Institute of Strategic and International Studies Malaysia, Herizal Hazri hubungan kedua pihak masih sangat relevan di masa mendatang.

"Tanggapan saya terhadap hal itu pasti masih akan relevan. Seperti yang saya singgung di panel pertama tadi karena menurut saya ini bukan masalah pilihan," kata Herizal Hazri, dalam peringatan 20 tahun Aksesi Traktat Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN-China yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia dan China Mission for ASEAN, di Jakarta Kamis (22/6/2023).

"Amerika Serikat misalnya. Bagaimana mereka memperlakukan ASEAN sebenarnya adalah soal pilihan. Maksud saya, mereka melakukan pendekatan serupa yang lebih besar dari apa yang mereka sebut Indo Pasifik."

Menurut Herizal Hazri, hal yang perlu dipahami bahwa isu ini benar-benar dipolitisasi.

"China juga tidak punya pilihan dan harus terus bekerja dengan ASEAN sebagai sebuah kelompok. Dan saya akan memberi tahu Anda alasannya. Karena China memiliki semua kepentingan yang berbeda di semua negara, termasuk kawasan ASEAN itu sendiri."

"Kepentingan China dengan Indonesia misalnya. Mungkin tidak sama dengan kepentingan China dengan Singapura, begitu juga dengan Vietnam. Dan kami tahu semua kompleksitas sejarah dan politik yang telah menarik permasalahan ini sehingga jadi sorotan."

Ia menambahkan bahwa semua pihak harus melakukan itu dengan seimbang. Jadi bagi semua masyarakat di semua negara harus melakukannya secara seimbang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Masyarakat ASEAN-China Mesti Selesaikan Bencana Global

Penyebab Perubahan Iklim
Ilustrasi Penyebab Perubahan Iklim Credit: pixabay

Herizal Hazri juga menyoroti tantangan yang tak lepas dari hubungan ASEAN-China. Menurutnya, masyarakat perlu bekerja sama untuk menyelesaikan bencana global yang akan datang karena perubahan iklim.

"Dan saya pikir orang perlu menganggap ini serius. Semua negara atau setidaknya sebagian besar masih terus mengeksplorasi sumber daya untuk memperkuat ekonomi."

"Kita harus benar-benar menyusun strategi yang kuat tentang bagaimana melestarikan lingkungan agar menjadikannya lebih baik untuk masa depan."

Infografis Otomotif Indonesia
Indonesia masih juarai penjualan mobil se-ASEAN (liputan6.com/Trie yas)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya