Ibu Kota China Catat Rekor Baru Hari Terpanas pada Juni Sejak Tahun 1961, Tembus 41 Derajat Celcius

Rekor hari terpanas di bulan Juni sebelumnya di China, yaitu 40,6 derajat Celcius pada 10 Juni 1961.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Jun 2023, 15:08 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2023, 15:08 WIB
Cuaca Panas Ekstrem
Para peneliti di University of Bristol telah menunjukkan bahwa panas ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya dikombinasikan dengan kerentanan sosial ekonomi menempatkan sejumlah wilayah tertentu dalam bahaya. (Foto: Pixabay)

Liputan6.com, Beijing - Suhu ibu kota China, Beijing, mencapai 41,1 derajat Celcius pada Kamis (22/6/2023), memecahkan rekor baru untuk hari terpanas di bulan Juni. Menurut The Beijing News, rekor hari terpanas di bulan Juni sebelumnya yaitu 40,6 derajat Celcius pada 10 Juni 1961.

Melansir CNN pada Jumat (23/6), Observatorium Meteorologi Beijing meningkatkan peringatan cuaca panas kota menjadi merah, level tertinggi, yang menyarankan semua orang menghindari aktivitas di luar ruangan.

Provinsi Tianjin, Hebei, dan Shandong juga berada pada level merah pada Jumat.

Musim panas lalu, China mengalami gelombang panas dan kekeringan terburuk dalam beberapa dekade, menyebabkan kekurangan pasokan listrik yang meluas dan mengganggu rantai pasokan makanan dan industri.

Tahun ini, suhu ekstrem datang lebih awal. Sejak awal Maret, suhu di lusinan kota di China telah mencapai rekor tertinggi musiman. Laporan media menunjukkan banyak hewan ternak termasuk babi, kelinci, dan ikan mati karena suhu yang sangat panas.

Gelombang panas terbaru datang hanya beberapa pekan setelah suhu Shanghai, pusat komersial dan keuangan China, mencapai 36,1 derajat Celcius pada 29 Mei, hari terpanas di bulan Mei selama lebih dari 100 tahun.

Suhu Panas Bertahan hingga Akhir Pekan

ilustrasi kemarau dan kekeringan
(Foto: Tama66/Pixabay) Ilustrasi kemarau dna kekeringan.

Juni biasanya mencatat suhu tertinggi 31 derajat Celcius. Namun, ahli meteorologi mengatakan bahwa suhu di China utara dan timur laut diperkirakan akan tetap jauh di atas rata-rata dalam beberapa hari mendatang.

Tahun lalu, cuaca sangat panas dan kekeringan di Provinsi Sichuan menyebabkan waduk mengering, melumpuhkan pasokan listrik di bagian China yang sangat bergantung pada pembangkit listrik tenaga air.

Krisis listrik memengaruhi pabrik-pabrik, termasuk Tesla, dengan otoritas provinsi memerintahkan penutupan untuk menjatah pasokan listrik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya