Liputan6.com, Kawasaki - Setiap musim semi, ribuan turis berduyun-duyun ke Kawasaki, Jepang, untuk merayakan satu hal – penis.
Ada perayaan Kanamara Matsuri atau Steel Penis Festival - biasa disebut sebagai "Festival Penis Baja atau Lingga Baja" - yang merupakan acara tahunan yang diadakan pada hari Minggu pertama bulan April. Tahun 2023 jatuh pada 2 April.
Tak ada basa-basi, beragam ornamen terkait penis dipamerkan pada acara festival penis tersebut.
Advertisement
Ini mungkin tampak aneh bagi sebagian orang, mengingat Jepang adalah negara yang biasanya diasosiasikan dengan kesopanan dan kebijaksanaan dalam hal kehidupan pribadi - terutama seksualitas. Namun, semua orang hadir di pusat acara: parade Mikoshi, yang menampilkan tiga patung penis yang tegak (namun dapat dipindahkan) yang dibawa melalui jalan-jalan dengan kendaraan hias.
Mengutip Euro News, Jumat (14/7/2023), patung penis yang diarak dalam Festival Kanamara Matsuri di Jepang itu salah satunya dari besi baja hitam, lalu lainnya dibuat dari batang kayu, dan yang ketiga berwarna merah muda.
Festival penis ini pertama kali diadakan pada tahun 1969 di Kuil Kanayami tempat patung penis baja berada, yang menjadi titik fokus bagi pasangan yang ingin berdoa untuk kesuburan dan keberuntungan dalam pernikahan mereka.
Pekerja seks juga sering mengunjungi tempat tersebut untuk berdoa memohon perlindungan dan menghindari penyakit menular seksual.
Acara ini semakin populer pada tahun 2012, ketika bintang TV Matsuko Deluxe – penganjur kepositifan seks dan hak LGBTQ – memeriksa nama festival tersebut. Sekarang, ada sekitar 50.000 peserta setiap tahun, dengan acara tersebut menjadi saluran penting bagi kelompok LGBTQ di Jepang.
Selama festival, dan sangat menyenangkan para turis dan Instagrammer, perlengkapan penis dijual, permen lolipop alat kelamin pria dihisap, dan semua hasilnya disumbangkan untuk penelitian HIV.
Â
Â
Mengutip India Times, tujuan festival penis sekarang ini adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang kesuburan, hubungan, dan praktik sesama jenis. Selain itu juga bertindak sebagai daya tarik wisata yang membantu mendanai penelitian HIV.
Sedangkan sejarah festival penis yang Liputan6.com rangkum dari beragam sumber, menyebutkan bahwa kegiatan itu dilakukan untuk mendoakan agar mudah melahirkan, keharmonisan perkawinan, dan perlindungan dari infeksi menular seksual.
Legenda di Balik Festival Penis
Mengutip Euro News, disebutkan bahwa ada legenda kuno soal seorang wanita muda pernah menjadi korban kutukan iblis yang cemburu. Setan bergigi tajam itu didorong oleh rasa iri, memilih bersembunyi di dalam vaginanya dan menggigit penis suaminya ketika dia mencoba berhubungan seks dengannya.
Jika ini terdengar seperti inspirasi di balik film Teeth tahun 2007, Anda tidak salah.
Rupanya, wanita yang putus asa itu meminta bantuan dari seorang pandai besi yang membuat lingga logam untuk mengecoh iblis tersebut. Saat iblis itu berusaha menggigit selongsong baja itu, giginya hancur dan memaksanya untuk meninggalkan tubuh si wanita.
Akhirnya si wanita hidup bahagia selamanya dengan sang suami, yang entah bagaimana berhasil menumbuhkan penisnya kembali.
Advertisement
Kostum Festival Penis Bukan Maskot
Festival penis tahun ini memang menandai satu perubahan.
Soalnya, mengutip Euro News, diketahui bahwa selama beberapa tahun seorang pria dengan kostum penis yang sangat detail mulai berkeliling. Kendala utamanya adalah karakter tersebut memiliki kemiripan yang mencolok dengan Gachapin, karakter lucu dari program TV anak-anak di Fuji TV.
Kostumnya disebut Gachachin yang merupakan kata slang untuk penis - dan orang-orang telah diperingatkan bahwa karakter tersebut sama sekali tidak terkait dengan kuil. Dia juga bukan maskot resmi festival penis.
Pihak kuil bahkan sampai mengirimkan twiet di akun Twitter resminya bulan lalu, untuk meluruskan:
"Hingga Maret 2023, tidak ada karakter maskot resmi untuk Festival Kanamara kami. Kami tidak secara resmi mengakui maskot berkostum bernama Gachachin, yang diperlakukan sebagai maskot resmi di Internet, dengan cara apa pun. Pembuat kostum tampil tanpa izin, tetapi pada akhirnya melepaskan kostum itu, sehingga kuil membuangnya."
Tahun ini, untuk menghindari pelanggaran hak cipta, satu-satunya penis resmi di festival adalah yang dipikul di pundak sejumlah orang dan diarak.