Kondisi Kontingen Indonesia di Jambore Pramuka Korea Selatan Jelang Evakuasi Akibat Topan Khanun

Selasa, 8 Agustus 2023 dimulai pemindahan besar-besaran 39.000 peserta (sebelumnya disebut 36 ribu) Jambore Pramuka Sedunia ke-25 dari Bumi Perkemahan Saemangeum di Korea Selatan untuk menghindari amukan Topan Khanun yang diperkirakan akan melanda 9 dan 10 Agustus 2023.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Agu 2023, 07:26 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2023, 06:43 WIB
Pramuka
Badan pramuka dunia mendesak Korea Selatan untuk mempersingkat Jambore Pramuka Dunia karena ribuan pramuka Inggris mulai meninggalkan perkemahan pesisir pada hari Sabtu karena gelombang panas yang menyiksa. (Kim Joo-hyung/Yonhap via AP)

Liputan6.com, Seoul - Persiapan pemindahan 39.000 peserta (sebelumnya disebut 36 ribu) Jambore Pramuka Sedunia ke-25 dari Bumi Perkemahan Saemangeum di Korea Selatan, mulai dilakukan.

Selasa, 8 Agustus 2023 dimulai pemindahan besar-besaran untuk menghindari amukan Topan Khanun yang diperkirakan akan melanda area bumi perkemahan pada 9 dan 10 Agustus 2023.

Menurut informasi dari Waka Kwarnas/Kakom Kehumasan & Informatika Berthold Sinaulan, yang dikutip Selasa (8/8/2023), Pemerintah Korea Selatan (Korsel) siap membantu panitia penyelenggara Jambore Pramuka Dunia ke-25 untuk memindahkan peserta yang masih ada dari 155 negara ke tempat lebih aman di sekitar Seoul, ibu kota Korsel.

Pemindahan tersebut, sambung Berthold Sinaulan, akan dilakukan dengan mengerahkan sekitar 1.000 bus yang mulai berangkat pukul 08.00, dan diperkirakan pemindahan keseluruhan akan selesai dalam 14 jam.

"Untuk pergerakan pemindahan akan didahulukan peserta didik, baru setelah semua peserta didik, akan dipindahkan juga orang dewasa yang ikut dalam Jambore, baik sebagai Contingent Management Teak maupun International Service Team," jelas Berthold Sinaulan.

Sementara itu, KBRI Seoul juga menyiapkan bantuan dengan akan mengerahkan para mahasiswa Indonesia yang bisa berbahasa Korea, ke tempat-tempat pemindahan peserta.

Pimpinan Kontingen Gerakan Pramuka, Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi, memastikan akan terus mengarahkan para unit Leader (pembina pasukan) Indonesia agar 1.569 peserta Indonesia bisa dipindahkan sesuai jadwal.

Saat ini, Berthold Sinaulan mengatakan, kondisi peserta kontingen Indonesia semua dalam keadaan aman dan tetap bersemangat. Bahkan masih sempat tampil dengan pertunjukan kesenian di panggung utama pada Senin 7 Agustus malam bersama hanya 15 negara lain yang lolos seleksi untuk tampil di panggung utama Jambore.

Jokowi Pantau Kondisi Kontingen Pramuka Indonesia

Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia ikut serta dalam Jambore Pramuka Sedunia ke-25 (25th World Scout Jamboree) di Korea Selatan, 1 sampai 12 Agustus 2023. (Dok KBRI Seoul)
Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia ikut serta dalam Jambore Pramuka Sedunia ke-25 (25th World Scout Jamboree) di Korea Selatan, 1 sampai 12 Agustus 2023. (Dok KBRI Seoul)

Kontingen Indonesia berkekuatan 1.569 orang yang dipimpin Ketua Kontingen, Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi, tetap bertahan meskipun cuaca amat panas mencapai 38 sampai 40 derajat Celsius di siang hari. Selain itu, kontingen tetap solid dan bersemangat mengikuti kegiatan akbar empat tahun sekali itu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI untuk memantau kondisi Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia yang mengikuti, Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan.

Hal itu dilakukan setelah cuaca panas yang melanda Korea Selatan saat ini menyebabkan peserta di beberapa negara mengalami masalah kesehatan.

"Saya sudah perintahkan kepada Kemlu kepada kedutaan kita untuk selalu memonitor untuk selalu memantau," kata Jokowi saat ditemui di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Meski begitu, Jokowi telah memerintahkan agar para peserta dari Indonesia bisa dipulangkan kembali. Sebagai upaya pencegahan, walaupun kondisi cuaca di sana belum sampai indikasi membahayakan. "Sampai saat ini tidak ada yang disampaikan itu membahayakan dan kita harus apa. Membawa pulang kembali," kata Jokowi.

Sementara Inggris, Amerika Serikat, dan organisasi Singapura membuat keputusan untuk menarik peserta mereka keluar dari Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea, mengutip langkah-langkah yang tidak memadai untuk mengatasi panas ekstrem dan faktor lainnya, sebagian besar negara peserta lainnya telah memutuskan untuk tetap tinggal, termasuk Jerman, Swedia, dan Spanyol. 

Konser Kpop di Jambore Pramuka Dunia Ditunda

Pramuka
Pramuka Inggris berkumpul untuk meninggalkan perkemahan Jambore Pramuka Dunia di Buan, Korea Selatan, Sabtu, 5 Agustus 2023. (Kim Joo-hyung/Yonhap via AP)

Gelombang panas yang terjadi saat Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan ini juga membuat konser K-Pop yang dijadwalkan pada Minggu 6 Agustus malam di perkemahan Saemangeum ditunda hingga Jumat 11 Agustus karena masalah keamanan dan cuaca panas terik.

Menteri Kebudayaan Korsel Park Bo-gyoon, seperti dikutip dari KBS, mengumumkan perubahan tersebut pada jumpa pers Minggu 6 Agustus di Saemangeum. Ia mengatakan bahwa konser tersebut akan diadakan pada malam upacara penutupan Jambore Dunia ke-25 pada hari Jumat.

Sesuai arahan Bapak Presiden, kami sedang mempersiapkan program-program wisata yang akan dilakukan ke seluruh pelosok tanah air, agar para peserta dapat merasakan berbagai pengalaman dan membangun kenangan indah, kata Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan Lee Sang-min.

Pemerintah Korsel Bersatu Menyukseskan Jambore Pramuka Sedunia ke-25

Pramuka
Ratusan peserta telah dirawat karena penyakit yang berhubungan dengan panas sejak Jambore dimulai Rabu di lokasi di kota pesisir Buan saat Korea Selatan bergulat dengan salah satu musim panas terpanas dalam beberapa tahun. (Kim-yeol/Newsis via AP)

Sementara itu, Pemerintah Korea Selatan sebelumnya juga telah memutuskan untuk memberikan dukungan penuh terhadap Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Saemangeum. Kondisi lokasi Jambore dilaporkan berangsur-angsur kembali stabil.

"Saat ini di bumi perkemahan, pemerintah pusat dan daerah, TNI dan swasta bersatu untuk mengatasi satu per satu kesulitan yang dihadapi peserta," ujar Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Lee Sang-min dalam brifieng tentang Bantuan Publik-Swasta untuk Jambore Pramuka Dunia Saemangeum dan Perbaikan Kondisi Perkemahan pada 4 Agustus.

Selain Panitia Pelaksana, peralatan dan personel tambahan dari organisasi pemerintah seperti Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan; Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata; dan Badan Pengembangan dan Investasi Saemangeum serta otoritas militer, polisi, dan pemadam kebakaran telah dikerahkan pula. Karena itu, pemerintah secara keseluruhan berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan Jambore berakhir dengan aman dan menyenangkan.

Khususnya, sambung Menteri Lee Sang-min, kami memberikan perhatian khusus pada gelombang panas, penyebab utama kekhawatiran publik.

Menteri Lee Sang-min menuturkan, untuk membantu para peserta menenangkan diri, 132 bus tambahan ber-AC telah dikerahkan, secara signifikan jumlahnya meningkat jadi 262. "Jumlah bus antar-jemput di dalam perkemahan juga telah berlipat ganda, dengan total 24 bus yang beroperasi dengan interval 10 menit dari interval 30 menit seperti sebelumnya. Militer telah memasang 69 kanopi tambahan untuk berteduh di seluruh perkemahan."

Selain itu, dalam konsultasi dengan World Organization of the Scout Movement (WOSM), Menteri Lee Sang-min mengungkap bahwa total delapan taman bermain air telah dipasang di empat hub untuk membantu menyegarkan tubuh dan pikiran Pramuka yang kelelahan akibat gelombang panas yang terus menerus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya