Mantan Menlu Libya Najla al-Mangoush Tinggalkan Negaranya di Tengah Protes Pasca Pertemuannya dengan Menlu Israel

Najla diberhentikan pada Minggu (27/8/2023) malam, ketika kabar tentang pertemuan tersebut tersiar. Semula, jajaran Kementerian Luar Negeri Libya mengklaim bahwa tatap muka itu tidak direncanakan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 31 Agu 2023, 21:30 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2023, 21:30 WIB
Protes Pecah di Libya Usai Menlu Bertemu Pejabat Israel
Di bawah undang-undang Libya tahun 1957, berurusan dengan Israel dapat dihukum hingga sembilan tahun penjara. (Photo by Mahmud TURKIA / AFP)

Liputan6.com, Tripoli - Najla al-Mangoush, mantan menteri luar negeri (Menlu) Libya yang dipecat oleh Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah karena melakukan pertemuan rahasia dengan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen dilaporkan meninggalkan negaranya dan saat ini berada di Turki.

Pertemuan rahasia yang bocor itu kemudian dikonfirmasi secara terang benderang oleh Kementerian Luar Negeri Israel, memicu kemarahan dan aksi protes di Libya.

Najla diberhentikan pada Minggu (27/8/2023) malam, ketika kabar tentang pertemuan tersebut tersiar. Semula, jajaran Kementerian Luar Negeri Libya mengklaim bahwa tatap muka itu tidak direncanakan.

Kementerian Luar Negeri Libya mengatakan, "Apa yang terjadi di Roma adalah sebuah kebetulan dan pertemuan tidak resmi, selama pertemuan dengan timpalannya dari Italia, yang tidak melibatkan diskusi, kesepakatan atau konsultasi apa pun.

Dbeibah pun menggelar penyelidikan, namun Najla menegaskan bahwa dia tidak akan menghadiri pertemuan dengan menlu Israel tanpa sepengetahuan dan persetujuan Dbeibah.

Tidak jelas mengapa Kementerian Luar Negeri Israel menganggap masuk akal untuk menyampaikan secara sepihak tentang pertemuan dengan Najla karena reaksi yang muncul di Libya jelas menunjukkan betapa hati-hatinya penanganan normalisasi hubungan dengan Israel.

Protes pro-Palestina relatif jarang terjadi di Libya dan kemarahan yang terjadi selama dua malam di penjuru Libya pasca pertemuan tersebut kemungkinan besar akan membuat para pemimpin Arab lainnya enggan menjalin hubungan lebih dekat dengan Israel, terutama jika layanan diplomatik Israel tidak dapat dipercaya untuk menjaga kerahasiaan.

Respons PM Israel

Protes Pecah di Libya Usai Menlu Bertemu Pejabat Israel
Warga Libya membakar ban saat mereka melakukan protes setelah Menteri Luar Negeri Najla Mangoush bertemu secara informal dengan Menlu Israel, di Tripoli, Senin (28/8/2023). (Photo by Mahmud TURKIA / AFP)

Merespons isu ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (29/8) pagi memerintahkan semua anggota pemerintahannya untuk memberitahunya lebih dulu tentang pertukaran diplomatik rahasia. Kantornya belum menjelaskan apakah dia mengetahui pertemuan Najla dan Cohen sebelumnya.

Pernyataan Israel pada Minggu menyebutkan bahwa Menlu Cohen dan Najla berbicara pekan lalu dalam pertemuan di Roma yang diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani, pihak yang memiliki hubungan dekat baik dengan Libya maupun Israel.

Israel menggambarkan pertemuan itu sebagai inisiatif diplomatik pertama antara kedua negara.

"Saya berbicara dengan menteri luar negeri tentang potensi besar kedua negara dari hubungan mereka," kata Cohen dalam pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Israel.

Cohen menambahkan bahwa dia dan Najla membahas pentingnya melestarikan warisan Yahudi Libya, termasuk merenovasi sinagoge dan pemakaman Yahudi di Libya.

"Ukuran dan lokasi Libya yang strategis menawarkan peluang besar bagi Negara Israel," ujarnya.

Kementerian Luar Negeri mengklaim pihaknya hanya mengonfirmasi kebocoran yang sudah ada sebelumnya.

Protes Amerika Serikat

Protes Pecah di Libya Usai Menlu Bertemu Pejabat Israel
Perdana Menteri Libya Abdul Hamid Dbeibah mengatakan pada hari Minggu malam bahwa ia telah memberhentikan Menteri Luar Negeri Najla Mangoush dan merujuknya ke sebuah penyelidikan. (Photo by Mahmud TURKIA / AFP)

Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah memprotes pemerintah Israel atas keputusan untuk mengungkapkan pertemuan rahasia dengan menlu Libya. Hal tersebut diungkapkan seorang pejabat Israel dan dua pejabat AS ke Axios.

Pemerintahan Joe Biden disebut khawatir bahwa tindakan Israel tidak hanya akan mematikan upaya normalisasi hubungan antara Israel-Libya, namun juga merugikan upaya normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab lainnya dan kepentingan keamanan nasional AS.

Salah satu dari dua pejabat AS mengatakan kepada Axios bahwa pemerintahan Biden memahami pertemuan antara Cohen dan Najla seharusnya merupakan rahasia dan AS terkejut ketika Israel membeberkannya secara terang-terangan ke publik.

Seorang staf Cohen mengklaim kepada Axios bahwa ada kesepahaman selama pertemuan bahwa hal itu pada akhirnya akan diketahui publik. Sementara pihak AS menilai bahwa Libya tidak bertujuan sengaja mempublikasikannya.

Seorang pejabat AS berpendapat, sekalipun ada kebocoran terkait pertemuan Libya-Israel, Menlu Cohen bisa saja menolak berkomentar.

Dukungan kuat Libya terhadap perjuangan Palestina telah menyebabkan negara itu tidak menjalin hubungan resmi dengan Israel.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya