Liputan6.com, Washington - Astronaut Amerika Serikat (AS), Frank Rubio, mencatat rekor luar biasa sebagai astronaut AS dengan masa tugas terpanjang di luar angkasa. Ia telah berada di orbit rendah Bumi selama lebih dari 355 hari, memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh pensiunan astronaut NASA, Mark Vande Hei.
Mengutip CNN, Rabu (13/9/2023), Rubio yang telah berada di International Space Station (ISS) atau Stasiun Luar Angkasa Internasional sejak September 2022, resmi memecahkan rekor ini pada Senin 11 September pukul 13.40 waktu setempat. Demikian menurut juru bicara badan antariksa.
Baca Juga
Prestasi luar biasa ini mencerminkan dedikasi dan ketahanan astronaut Rubio selama masa tugasnya di stasiun luar angkasa.
Advertisement
Meski begitu, misi Rubio awalnya tidak dimaksudkan untuk memecahkan rekor. Saat ia dan dua rekannya – kosmonaut Sergey Prokopyev dan Dmitri Petelin – berangkat ke stasiun luar angkasa dengan kapsul Soyuz Rusia pada bulan September tahun 2022 lalu, mereka direncanakan untuk menjalankan misi hanya selama enam bulan lamanya.Â
Pada bulan Desember tahun 2022, pesawat luar angkasa mengalami kebocoran cairan pendingin, yang menyebabkan Roscosmos, Badan Penerbangan dan Antariksa Rusia, menganggapnya tidak aman untuk membawa awaknya pulang.Â
Sebagai gantinya, Rubio dan rekan-rekannya harus menunggu pesawat ruang angkasa pengganti yakni kapsul Soyuz MS-23, yang dijadwalkan berlabuh di stasiun luar angkasa pada 25 Februari.
Administrator NASA, Bill Nelson menggambarkan perjalanan Rubio sebagai "esensi eksplorasi" dan mengakui kontribusinya yang luar biasa terhadap masa depan eksplorasi luar angkasa.
Rekor Dunia Masa Tugas Terpanjang di Luar Angkasa
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, Rubio akan menghabiskan 371 hari di luar angkasa, menjadi orang Amerika pertama yang menghabiskan lebih dari setahun dalam masa tugasnya.Â
Dalam buku rekor dunia, mantan kosmonaut Rusia Valeri Polyakov masih memegang rekor untuk misi luar angkasa terlama, dengan catatan 437 hari berturut-turut di orbit di Mir space station atau stasiun luar angkasa Mir Rusia pada tahun 1994 hingga 1995.
Astronaut Scott Kelly juga memegang gelar penerbangan luar angkasa terlama yang dilakukan orang Amerika yakni selama 340 hari. Misi perjalanannya adalah mempelajari efek jangka panjang penerbangan luar angkasa pada tubuh manusia.
Selanjutnya Vande Hei juga telah mencetak rekor AS untuk misi tugas berturut-turut terpanjang di luar angkasa pada 2022. Ia diputuskan memperpanjang masa tinggalnya karena Rusia telah mengirim dua orang awak ke stasiun luar angkasa untuk membuat film.
Rekor AS untuk jumlah hari terbanyak di luar angkasa dipegang oleh Peggy Whitson dengan total 675 hari di orbit. Dia sekarang menjabat sebagai private astronaut untuk Axiom Space, yang menyelenggarakan perjalanan komersial ke stasiun luar angkasa, memungkinkan pelanggan membayar perjalanan bersama astronaut profesional veteran.
Seorang kosmonaut Rusia, Gennadi Palka juga memegang rekor hari paling panjang di luar angkasa secara kumulatif, dengan mencatatkan total 879 hari pada 2015.
Advertisement
Amerika Serikat dan Rusia Dapat Saling Bertukar Pesawat
Kemitraan antara NASA dan Roscosmos terus menjadi elemen penting dalam penelitian luar angkasa dan operasi stasiun luar angkasa, meskipun ketegangan geopolitik antara AS dan Rusia sedang berlangsung.Â
Rubio melakukan perjalanan ke stasiun luar angkasa dengan pesawat ruang angkasa Rusia sebagai bagian dari perjanjian pertukaran awak antara NASA dan Roscosmos yang disepakati pada musim panas 2022 lalu.
Pejabat NASA menugaskan Rubio untuk menaiki Soyuz MS-22, sementara Roscosmos menempatkan kosmonaut Anna Kikina dalam misi SpaceX Crew Dragon yang terbang pada Oktober 2022 dan kembali pada 11 Maret.
Kemitraan NASA dan Roscosmos penting dalam menjaga "operasi yang aman dan berkelanjutan" di Stasiun Luar Angkasa Internasional.Â
Perjanjian ini memungkinkan adanya saling pertukaran kursi antara astronaut AS dan kosmonaut Rusia, memastikan bahwa mereka tetap memiliki akses ke stasiun luar angkasa bahkan jika pesawat ruang angkasa seperti Soyuz Rusia atau SpaceX Crew Dragon mengalami masalah dan tidak dapat digunakan lagi.
Dalam konteks peristiwa terbaru, kebocoran cairan pendingin pada pesawat Soyuz MS-22 telah menjadi tantangan. Namun, Roscosmos diklaim tidak perlu bergantung pada SpaceX Crew Dragon untuk menggantikan pesawat tersebut, karena pesawat ruang angkasa MS-23 memang telah dipersiapkan untuk terbang.Â
Kebocoran tersebut dipercaya disebabkan oleh "kekuatan eksternal," menunjukkan bahwa serpihan orbital mungkin menjadi penyebabnya.
Selama masa tugasnya di luar angkasa, Frank Rubio telah menyaksikan rotasi awak astronaut melalui kendaraan SpaceX. Selain itu, ia melihat kru Axiom-2 pada bulan Mei, astronaut SpaceX Crew 6 dan 7 yang mencakup astronaut dari NASA, Roscosmos, Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang, dan Badan Antariksa Eropa tiba di stasiun tersebut pada bulan Agustus.
Â