Liputan6.com, Tokyo - Gempa bumi dengan magnitudo 7,5 --sebelumnya juga diberitakan sejumlah media bermagnitudo 7,6 dan 7,4-- yang mengguncang Prefektur Ishikawa, Jepang, telah menewaskan sedikitnya 62 orang dan lebih dari 300 orang mengalami luka-luka dan 20 di antaranya mengalami luka serius.
Hingga kini, tim penyelamat masih berupaya untuk mencari korban gempa yang selamat di antara puing reruntuhan bangunan sehingga jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah. Sementara itu, pihak berwenang memperingatkan terjadinya tanah longsor dan hujan lebat pasca-gempa Jepang tersebut.
Baca Juga
Dilansir CNA, Rabu (3/1/2024), Semenanjung Noto di prefektur tersebut terkena dampak gempa paling parah, dengan ratusan bangunan hancur akibat kebakaran dan rumah-rumah rata dengan tanah di beberapa kota, termasuk Wajima dan Suzu. Ini terekam melalui citra satelit yang dirilis pada hari Rabu.
Advertisement
Lebih lanjut, pemerintah mengungkapkan bahwa ada lebih dari 3.800 orang berada di tempat penampungan pasca gempa Ishikawa.
"Lebih dari 40 jam telah berlalu sejak bencana terjadi. Kami telah menerima banyak informasi mengenai orang-orang yang membutuhkan penyelamatan dan ada orang-orang yang menunggu bantuan," kata Perdana Menteri Fumio Kishida pada hari Rabu setelah pertemuan satuan tugas darurat.
"Upaya penyelamatan sedang dilakukan oleh pemerintah setempat, polisi, petugas pemadam kebakaran dan unit operasional lainnya, sementara jumlah personel dan anjing penyelamat ditingkatkan," lanjut Perdana Menteri Fumio Kishida.
"Namun, kami meminta Anda untuk tetap sadar sepenuhnya bahwa kita sedang berpacu dengan waktu dan terus melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa, mengutamakan nyawa orang lain," tegas Perdana Menteri Fumio Kishida
Peringatan Hujan Lebat
Sementara itu, Badan Meteorologi Jepang (JMA) telah mengeluarkan peringatan hujan lebat di wilayah tersebut.
"Waspada terhadap tanah longsor hingga Rabu malam," kata badan tersebut.
Di sisi lain, seorang wanita di tempat penampungan di Kota Shika mengatakan kepada TV Asahi bahwa dia "belum bisa tidur" karena waspada terhadap gempa susulan. "Saya takut karena kami tidak tahu kapan gempa berikutnya akan terjadi," katanya.
Adapun rekaman udara media Jepang menunjukkan kerusakan luas di lokasi yang paling parah terkena bencana, dengan tanah longsor yang mengubur jalan, perahu-perahu terlempar ke perairan, dan kebakaran yang membuat seluruh bagian Kota Wajima menjadi abu.
Militer Jepang mengirimkan 1.000 tentara ke zona bencana untuk bergabung dalam upaya penyelamatan, kata Perdana Menteri Fumio Kishida pada hari Selasa (2/1).
"Menyelamatkan nyawa adalah prioritas kami dan kami berjuang melawan waktu," kata Perdana Menteri Fumio Kishida. "Sangat penting bagi orang-orang yang terjebak di dalam rumah untuk segera diselamatkan."
Advertisement
34.000 Rumah Tangga Masih Tanpa Aliran Listrik hingga 400 Gempa Susulan
Pasca-gempa, hampir 34.000 rumah tangga masih tanpa aliran listrik di prefektur Ishikawa, kata perusahaan utilitas setempat.
Selain itu, banyak kota yang tidak mempunyai air bersih.
Survei Geologi AS mengatakan gempa tersebut bermagnitudo 7,5, sementara JMA mengukurnya bermagnitudo 7,6, sehingga memicu peringatan tsunami besar.
Gempa kuat tersebut merupakan salah satu dari 400 gempa yang mengguncang wilayah tersebut hingga Rabu pagi, kata JMA.
Kerusakan akibat gempa Jepang sangat besar sehingga tidak dapat segera diperkirakan. Laporan media Jepang menyebutkan puluhan ribu rumah hancur. Layanan air, listrik, dan telepon seluler masih terputus di beberapa daerah. Warga mengungkapkan kesedihan atas masa depan mereka yang tidak pasti.
"Bukan hanya berantakan. Dindingnya sudah runtuh, dan Anda bisa melihat ke kamar sebelah. Saya rasa kami tidak bisa tinggal di sini lagi," kata Miki Kobayashi, warga Ishikawa, sambil menyapu sekeliling rumahnya
Rumahnya juga rusak akibat gempa bumi tahun 2007, kata Miki Kobayashi lagi.
Peringatan Tsunami Dicabut
Gempa Jepang pada 1 Januari 2024 telah memicu peringatan tsunami. Kendati demikian pemerintah telah mencabut semua peringatan tsunami pada Selasa (2/1), gelombang setinggi setidaknya 1,2 meter dilaporkan menghantam kota Wajima dan serangkaian tsunami kecil dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah.
Jepang mengalami ratusan gempa bumi setiap tahun dan sebagian besar tidak menimbulkan kerusakan.
Jumlah gempa bumi di wilayah Semenanjung Noto terus meningkat sejak tahun 2018, menurut laporan pemerintah Jepang tahun lalu.
Negeri Sakura dihantui oleh gempa bawah laut bermagnitudo 9 di timur laut Jepang pada tahun 2011, yang memicu tsunami yang menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang.
Bencana ini juga membanjiri pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, menyebabkan salah satu bencana nuklir terburuk di dunia.
Advertisement