AS Serang Kelompok Bersenjata Pro Iran di Irak, Baghdad: Terang-terangan Melanggar Kedaulatan Negara

AS mengaku serangannya yang proporsional menargetkan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Iran.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 25 Jan 2024, 07:26 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2024, 07:26 WIB
Ilustrasi Irak.
Ilustrasi Irak. (Dok. AP)

Liputan6.com, Baghdad - Pemerintah Irak mengutuk keras serangan Amerika Serikat (AS) yang menargetkan situs-situs yang digunakan kelompok-kelompok yang didukung Iran di wilayahnya pada Rabu (24/1/2024).

Juru bicara Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengatakan serangan AS secara terang-terangan melanggar kedaulatan negaranya.

AS mengaku serangannya yang proporsional menargetkan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Iran. Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) mengatakan tindakan "berbahaya" AS menewaskan salah satu anggota mereka.

PMF, yang didominasi oleh milisi muslim syiah yang didukung Iran mengatakan, sejumlah anggota lainnya terluka dalam serangan di pangkalan mereka di al-Qaim, kota di perbatasan Suriah di Provinsi Anbar dan di Jurf al-Nasr, di Provinsi Babil.

Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin menuturkan serangan terhadap tiga fasilitas milik milisi Kataib Hizbullah dan kelompok lainnya adalah respons langsung atas serangkaian serangan yang meningkat terhadap AS dan pasukan internasional lainnya di Irak dan Suriah.

Juru bicara Perdana Menteri Sudani, Mayor Jenderal Yehia Rasool, mengatakan bahwa tindakan AS berkontribusi pada eskalasi yang sembrono.

"Tindakan yang tidak dapat diterima ini merusak kerja sama yang telah dilakukan selama bertahun-tahun … di saat kawasan tersebut sudah bergulat dengan bahaya meluasnya konflik, dampak dari agresi terhadap Gaza," ujarnya, mengacu pada perang Hamas Vs Israel, seperti dilansir BBC, Kamis (25/1).

Dia menambahkan Irak akan menganggap operasi AS sebagai tindakan agresi terhadap rakyatnya di wilayah mereka, mendesak masyarakat internasional untuk membantu memulihkan perdamaian.

Penasihat keamanan nasional Irak Qassem al-Aaraji menyatakan via X alias Twitter, "Tindakan AS tidak akan membantu membawa ketenangan."

"AS harus meningkatkan tekanan untuk menghentikan serangan Israel di Jalur Gaza daripada menargetkan dan mengebom Irak."

Menhan AS Akui Tidak Bermaksud Bikin Panas Situasi

Lloyd Austin
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin. (Dok: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais)

Pekan lalu, empat personel militer AS terluka dalam serangan rudal balistik dan roket ke pangkalan udara Al Asad Irak, di Provinsi Anbar. Pentagon mengatakan pada Selasa (23/1), mereka telah kembali bertugas dan tidak ada kerusakan signifikan pada fasilitas.

Komando Pusat militer AS (CENTCOM) mengaku milisi yang didukung Iran menargetkan pangkalan udara yang menampung pasukan AS itu.

Kelompok Perlawanan Islam di Irak kemudian mengklaim berada di balik serangan itu. Kelompok payung ini muncul pada akhir tahun 2023 dan terdiri dari beberapa milisi yang berafiliasi dengan Iran yang beroperasi di Irak. Mereka telah mengklaim serangan lain terhadap pasukan AS dalam beberapa pekan terakhir.

"Kami tidak bermaksud meningkatkan konflik di kawasan ini. Kami sepenuhnya siap mengambil tindakan lebih lanjut untuk melindungi rakyat dan fasilitas kami," tutur Menhan Austin.

"Kami menyerukan kepada kelompok-kelompok ini dan sponsor mereka di Iran untuk segera menghentikan serangan-serangan ini."

Target Serangan

Ilustrasi Bendera Irak (AP)
Ilustrasi Bendera Irak (AP)

Dalam pernyataan terpisah, CENTCOM mengatakan serangan terhadap Iran dilakukan pada Rabu pukul 00.15 waktu setempat.

"Serangan ini menargetkan markas, penyimpanan, dan lokasi pelatihan untuk roket, rudal, dan kemampuan serangan satu arah UAV (Kataib Hizbullah)," tambah CENTCOM, tanpa menyebutkan lokasinya.

Kataib Hizbullah adalah milisi syiah Irak yang disebut menerima dukungan finansial dan militer dari Iran.

Kelompok ini diyakini memiliki hubungan kuat dengan Pasukan Quds Iran, cabang operasi luar negeri dari Korps Garda Revolusi Islam.

Sejak tahun 2009, AS telah menetapkan kelompok tersebut sebagai organisasi teroris, menuduhnya menyerang pasukan AS dan Irak di Irak atas nama Iran dan mengancam stabilitas Irak.

Serangan hari Sabtu di pangkalan udara Al Asad terjadi setelah serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad awal bulan ini yang menewaskan seorang komandan tinggi PMF.

Eskalasi di Timur Tengah

Peta Iran
Peta Iran. (Dok. Tangkapan layar Google Maps)

Pasukan AS di Irak dan Suriah telah diserang puluhan kali oleh kelompok yang berpihak pada Iran sejak perang di Jalur Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.

AS dan Inggris juga melancarkan serangan terhadap gerakan Houthi di Yaman yang didukung Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal dan drone yang menargetkan pelayaran internasional di Laut Merah dan Teluk Aden.

Sementara itu, Iran telah melakukan sejumlah serangan rudal selama beberapa hari terakhir terhadap sasaran di Suriah, Irak, dan Pakistan, yang diklaim terkait dengan kelompok ISIS, Israel, dan kelompok separatis Baloch.

Sabtu lalu, Iran menuduh Israel melakukan serangan udara di ibu kota Suriah, Damaskus, yang menewaskan lima anggota senior pasukan keamanan Iran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya