Liputan6.com, Moskow - Presiden Vladimir Putin melontarkan pujian kepada perempuan Rusia dan mengapresiasi keanggunan, kecantikan, dan peran keibuan mereka. Hal tersebut diungkapkannya pada perayaan Hari Perempuan Internasional, Jumat (8/3/2024).
Pujian itu merupakan bagian dari upaya jangka panjang Putin untuk meningkatkan tingkat kelahiran di negaranya.
Baca Juga
Sejak era Soviet, Hari Libur 8 Maret menjadi salah satu hari libur yang paling populer di Rusia. Hari tersebut dirayakan dengan memberikan bunga dan permen, serta pidato-pidato yang memuji kualitas feminitas perempuan dan kemampuan mereka dalam mengelola rumah tangga.
Advertisement
"Saat ini di Rusia, keluarga – kepentingan dan kebutuhannya – adalah fokus perhatian kami, prioritas mutlak kami," kata Putin melalui video untuk memperingati hari raya tersebut, seperti dilansir VOA Indonesia, Minggu (10/3).
"Kami akan melakukan segalanya agar keluarga dengan ... banyak anak dan orang tua muda merasakan bantuan dan kepedulian negara."
Upaya Genjot Angka Kelahiran
Saat berbicara langsung dengan perempuan, Putin mengatakan mereka melakukan tugas-tugas kompleks, "sehingga membuat kami para pria terkesan dengan kemampuan Anda untuk melakukan semuanya dengan cepat, tepat waktu, dan juga sangat berhati-hati."
"Anda mengatasi tumpukan masalah dan kekhawatiran, tetapi tetap menawan dan cantik. Bagaimana mungkin seseorang tidak mengaguminya begitu saja?"
Putin mengintensifkan upaya untuk meningkatkan angka kelahiran di Rusia, dengan mengatakan dalam pidato tahunannya di depan parlemen pekan lalu bahwa keluarga besar "harus menjadi norma, filosofi hidup masyarakat kita, dan tolok ukur strategi pemerintah."
Keluarga dengan tiga anak atau lebih, kata Putin, adalah "kebanggaan besar kita".
Advertisement
Sorotan Khusus Putin
Pada perayaan Hari Perempuan Internasional tahun ini, Putin memberikan penekanan khusus pada perempuan yang terlibat dalam perang Ukraina. Dia memuji perempuan yang "melaksanakan tugas-tugas militer" atau "menyokong pahlawan-pahlawan" Rusia.
Putin menyoroti pula tema penghormatan terhadap nilai-nilai keluarga, yang menjadi fokusnya, sambil mengkritik apa yang disebutnya sebagai penurunan standar moral di Barat dan kerangka hukum liberal terkait pandangan tentang seksualitas dan pernikahan sesama jenis.
Mahkamah Agung Rusia pada November 2023 memutuskan untuk melarang gerakan LGBT, membatasi ekspresi orientasi seksual, dan identitas gender yang berlaku di Rusia.