Liputan6.com, Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Sabtu 9 Maret 2024 bahwa Ankara "dengan tegas mendukung" kelompok militan Palestina Hamas.
"Tidak ada seorang pun yang dapat membuat kami mengkualifikasikan Hamas sebagai organisasi teroris," katanya dalam pidatonya di Istanbul, seperti dikutip dari AFP, Minggu (10/3/2024).
Baca Juga
"Turki adalah negara yang berbicara secara terbuka dengan para pemimpin Hamas dan dengan tegas mendukung mereka," imbuh Erdogan.
Advertisement
Erdogan telah menjadi salah satu pengkritik paling kejam terhadap Israel sejak dimulainya perang di Gaza, yang dimulai setelah serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober yang menewaskan sedikitnya 1.160 orang, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.
Israel membalas dengan serangan darat dan udara tanpa henti yang menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan sedikitnya 30.878 orang di wilayah kantong Palestina yang terkepung, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Erdogan menyebut Israel sebagai "negara teroris" dan menuduhnya melakukan "genosida" di Gaza.
Erdogan: Netanyahu Tidak Ada Bedanya dengan Hitler
Sebelumnya, Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Rabu (27/12/2023), perdana menteri Israel tidak berbeda dengan Adolf Hitler. Dia menyamakan serangan Israel di Jalur Gaza dengan perlakuan Nazi terhadap orang-orang Yahudi.
Turki yang mendukung solusi dua negara atau two state solution terhadap konflik Israel-Palestina, mengkritik serangan udara dan darat di Jalur Gaza, menyebut Israel sebagai negara teror dan para pemimpinnya harus diadili di pengadilan internasional.
Mempertajam retorikanya, Erdogan mengatakan Turki akan menyambut baik para akademisi dan ilmuwan yang menghadapi penganiayaan karena pandangan mereka mengenai konflik di Jalur Gaza dan menambahkan bahwa negara-negara Barat yang mendukung Israel terlibat dalam apa yang disebutnya sebagai kejahatan perang.
"Mereka biasa berbicara buruk tentang Hitler. Apa bedanya Anda dengan Hitler? ... Apakah yang dilakukan Benjamin Netanyahu ini kurang dari apa yang dilakukan Hitler? Sebenarnya tidak," ujar Erdogan, seperti dilansir CNA, Kamis (28/12).
"Dia lebih kaya dari Hitler, dia mendapat dukungan dari Barat. Segala macam dukungan datang dari Amerika Serikat (AS). Dan apa yang mereka lakukan dengan semua dukungan itu? Mereka membunuh lebih dari 20.000 warga Gaza."
Erdogan Yakin Netanyahu Sang Penjagal Gaza Akan Diadili Sebagai Penjahat Perang
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Senin (4/12/2023), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada akhirnya akan diadili sebagai penjahat perang atas serangan Israel yang sedang berlangsung terhadap Jalur Gaza. Dia turut mengecam negara-negara Barat yang mendukung Israel.
Turki, yang mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun, mengkritik tajam Israel atas serangan mereka di Jalur Gaza. Setidaknya 15.899 warga Palestina di Gaza tewas sejak 7 Oktober akibat serangan Israel.
Dalam pidatonya di pertemuan komite Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Erdogan mengungkapkan bahwa negara-negara Barat yang mendukung Israel memberikan sokongan tanpa syarat untuk membunuh bayi dan terlibat dalam kejahatan Netanyahu.
"Selain menjadi penjahat perang, Netanyahu yang saat ini menjadi tukang jagal Gaza akan diadili, sebagaimana (Slobodan) Milosevic," ungkap Erdogan, seperti dilansir CNA, merujuk pada mantan presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic yang diadili atas genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang di pengadilang di Den Haag.
"Mereka yang mencoba mengabaikan kematian orang-orang tak berdosa dengan menggunakan alasan Hamas, tidak punya kemanusiaan," tambahnya, mengacu pada kekuatan Barat, yang menurutnya buta dan tuli.
Advertisement
Presiden Erdogan: Saya Berkata Israel Adalah Negara Teror
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara terang-terangan menyebut Israel sebagai negara teror. Tindakan Israel yang membombardir Gaza dinilai sebagai aksi terorisme oleh negara.
"Dengan pengeboman yang ganas kepada rakyat sipil yang dipaksa keluar rumah saat mereka relokasi, ini benar-benar penggunaan terorisme negara," ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dikutip Arab News, Kamis (16/11/2023).
"Saya sekarang berkata, dengan hati yang tenang, bahwa Israel adalah negara teror," ujarnya.
Selanjutnya, Erdogan kembali memberikan dukungan kepada pasukan Hamas yang ia sebut sebagai pejuang perlawanan. Erdogan juga menyayangkan bahwa negara-negara Barat tidak bisa melihat situasi dengan jernih.
"Barat, yakni AS, sayangnya masih melihat isu ini dengan terbelakang," ucap Erdogan.
Sebelum perang di Gaza dimulai pada Oktober lalu, hubungan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebenarnya sudah menghangat.
Sempat muncul juga wacana bagi Presiden Erdogan untuk mengunjungi Israel. Saling kunjung antara pejabat Israel dan Turki juga sudah terjadi. Namun, Erdogan langsung memulangkan dubesnya dari Israel ke Turki ketika perang di Gaza semakin parah.
PM Israel Benjamin Netanyahu juga masih mengabaikan permintaan lembaga internasional seperti PBB, WHO, dan lembaga-lembaga HAM untuk melakukan gencatan senjata. Negara-negara Barat juga enggan mendukung gencatan senjata dan memilih mendukung jeda kemanusiaan saja.