Benarkah Wanita Lebih Cepat Kedinginan Dibandingkan Pria? Ini Penjelasannya

Penelitian baru-baru ini menemukan penemuan yang mematahkan hasil penelitian sebelumnya. Apa itu?

oleh Santi Rahayu diperbarui 07 Jun 2024, 13:06 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2024, 13:06 WIB
Ilustrasi couple
Ilustrasi couple. Credit: Pexels/Mikhail Nilov

Liputan6.com, Jakarta - Sudah menjadi stereotip yang banyak dipercaya bahwa wanita di suhu dingin selalu membutuhkan jaket yang tebal. Namun, apakah klaim ini didasarkan pada fakta ilmiah?

Selain pengamatan semata, hanya sedikit penelitian terkontrol yang menyelidiki bagaimana tubuh pria dan wanita bertahan dalam suhu dingin.

Dilansir dari Science News, Jumat (7/6/2024) sebuah penelitian baru dari National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat telah mengejutkan para peneliti dengan menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam persepsi terhadap ruangan yang dingin, dan respons fisiologis terhadap suhu dingin hampir sama antara pria dan wanita.

Selama uji coba, sebanyak 28 orang, pria dan wanita menghabiskan waktu lima jam di dalam ruangan dengan suhu yang dikontrol, mengenakan kemeja, celana pendek atau rok, dan kaus kaki. 

Setiap hari, para peserta dipantau secara fisik dan disurvei mengenai kenyamanan mereka saat suhu berkisar antara 17 derajat Celcius hingga 31 derajat Celcius.

Berlawanan dengan yang diharapkan oleh para peneliti NIH, wanita dalam penelitian ini memiliki suhu tubuh inti yang sedikit lebih tinggi pada suhu yang lebih dingin daripada pria.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam hal penyerapan glukosa, aktivitas listrik otot, suhu kulit, atau termogenesis (produksi panas dalam tubuh).

Wanita Menghasilkan Lebih Sedikit Panas Tubuh

ilustrasi kedinginan
Ilustrasi/Copyright unsplash/Amin Hasani

Tampaknya, meskipun wanita secara fisik cenderung lebih kecil dari pada pria, penelitian menunjukkan bahwa mereka menghasilkan lebih sedikit panas tubuh secara keseluruhan. Ini dapat disebabkan oleh fakta bahwa lemak tubuh wanita relatif lebih tinggi, yang sebenarnya dapat membantu menyeimbangkan suhu tubuh.

Berdasarkan hasil penelitian, para peneliti di NIH mengatakan bahwa zona nyaman tubuh wanita untuk suhu berada di sekitar 22 derajat Celcius -- satu derajat lebih rendah dari rata-rata peserta pria.

Hal ini menunjukkan bahwa ketika suhu turun, tubuh wanita tidak perlu mengeluarkan energi untuk menghangatkan diri secepat tubuh pria, sehingga wanita memiliki profil termal yang lebih "dingin".

Ketika suhu turun hingga 17 derajat Celcius, para peneliti tidak menemukan perbedaan jenis kelamin dalam hal timbulnya rasa menggigil atau seberapa nyaman atau tidak nyaman yang mereka rasakan di dalam ruangan.

Sebelumnya, para ilmuwan berpendapat bahwa wanita menjadi lebih dingin pada suhu yang lebih tinggi daripada pria karena perbedaan jenis kelamin secara fisiologis, seperti produksi panas yang lebih rendah, kehilangan panas yang lebih besar, atau kebutuhan panas yang lebih besar. 

Namun tidak satu pun dari hipotesis ini yang sesuai dengan hasil penelitian terbaru.

Satu penelitian kecil tidak mungkin mengakhiri perdebatan, tapi mungkin ini saatnya untuk bergerak di luar studi observasi dan konsensus umum dan mulai menggali ilmu pengetahuan yang sebenarnya.

Pengaruh Jenis Kelamin

Skala kecerdasan otak manusia menurut penelitian Hartshorne dan Germine
Skala kecerdasan otak manusia menurut penelitian Hartshorne dan Germine. (Foto: Freepik)

Hingga hari ini, hanya ada sedikit penelitian yang menguji perbedaan jenis kelamin dalam termoregulasi (pengaturan suhu tubuh). Faktanya, secara historis, seluruh bidang fisiologi manusia sebagian besar berfokus pada tubuh pria, menggunakannya sebagai standar untuk seluruh umat manusia.

Pendekatan yang terbatas, atau bahkan biner, melewatkan sebagian besar gambaran. Perubahan hormon dan obat-obatan, misalnya, juga dapat memengaruhi cara seseorang merespons dan merasakan perubahan suhu, dan faktor-faktor ini, pada gilirannya, dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin atau gender seseorang.

"Kontributor utama untuk perbedaan individu dalam termoregulasi manusia adalah atribut fisik, termasuk ukuran dan komposisi tubuh, yang mungkin sebagian dimediasi oleh jenis kelamin," para peneliti di NIH menyimpulkan.

"Temuan ini harus direplikasi dalam sampel penelitian yang lebih besar dan lebih beragam untuk meningkatkan generalisasi."

5 Fakta Menarik Terkait Suhu Tubuh Anda

Demam
Ilustrasi pengukuran suhu tubuh dengan termometer. (Sumber foto: Pexel.com).

Terlepas dari temuan di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam respons fisiologis terhadap suhu dingin antara tubuh wanita dan pria, Ini dia 5 fakta menarik tentang suhu tubuh, dikutip dari laman Everyday Health, Selasa (16/01/2018).

1. Merokok Menyebabkan Suhu Tubuh Tinggi

Suhu tubuh Anda naik saat Anda merokok. Alasannya, suhu di ujung rokok adalah 95°C, atau 203°F. Saat menghirup asap panas, ini meningkatkan suhu paru-paru Anda. Bila paru-paru Anda panas, mereka tidak dapat melakukan salah satu tanggung jawab mereka, yaitu untuk mendinginkan atau menghilangkan panas dari tubuh Anda.

Akibatnya, hal itu menyebabkan suhu tubuh tinggi. Saat Anda berhenti merokok, suhu tubuh Anda kembali normal dalam waktu sekitar 20 menit kemudian.

2. Mengatakan Kebohongan dan Hidung Anda Terasa Panas

Mungkin tidak menyebabkan hidung Anda tumbuh, tapi kebohongan akan memanaskannya. Terlepas dari perbedaan cerita boneka kayu yang ingin menjadi anak laki-laki sejati, periset Spanyol di Universitas Granada masih menjuluki temuan mereka "efek Pinokio."

Dengan menggunakan thermal imaging, mereka dapat menunjukkan bahwa kegelisahan yang ditimbulkan oleh kebohongan menyebabkan hidung dan area di sekitar mata menjadi hangat.

3. Jantung Dingin Demi Lindungi Otak

Dokter di Johns Hopkins Bayview Medical Center di Baltimore mengembangkan sebuah teknik yang dengan sengaja menyebabkan suhu tubuh rendah untuk mencegah efek pelepasan jangka panjang.

Dikenal sebagai hipotermia terapeutik, pengobatan telah terbukti mencegah cedera lebih lanjut, terutama di otak, bila dilakukan dalam waktu empat jam setelah serangan jantung.

4. Dapatkah Cayenne Bikin Suhu Tubuh Tinggi?

Cabai merah mungkin tidak hanya menambahkan beberapa bumbu untuk makanan Anda, tapi juga bisa menyebabkan suhu tubuh tinggi sebagai bagian dari proses pencernaan. Periset di Universitas Purdue menyuruh pelaku diet menambahkan sekitar setengah sendok teh cabe rawit merah ke asupan makanan sehari-hari mereka sebagai bagian dari penelitian untuk mengetahui apakah itu membantu penurunan berat badan.

Mereka juga mencatat bahwa paprika merah membantu mengurangi nafsu makan dan meningkatkan pengeluaran kalori, dan saat Anda membakar lebih banyak kalori, Anda mendapatkan suhu tubuh yang tinggi untuk sementara. Semua efek ini lebih besar pada orang yang tidak secara teratur menaburkan bumbu pedas.

5. Jaga Suhu Tubuh Anda, Dapatkan Tidur Lebih Baik

Suhu tubuh Anda dapat memengaruhi seberapa baik Anda tidur. Para ilmuwan di Netherlands Institute for Neuroscience di Amsterdam menemukan bahwa orang tidur lebih nyenyak saat kulit mereka sedikit didinginkan. Para peneliti memasang peserta studi dengan setelan jas khusus yang menurunkan suhu kulit mereka kurang dari 1°C (1,8°F).

Meski jas tersebut tidak mempengaruhi suhu tubuh rata-rata, para peserta tidak bangun sesering di malam hari dan mendapatkan tidur nyenyak. Pendinginan suhu permukaan kulit membuat perbedaan terbesar di antara peserta yang lebih tua yang mengeluhkan insomnia.

Infografis Tips Hadapi Suhu Panas dan Gerah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tips Hadapi Suhu Panas dan Gerah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya