Liputan6.com, Rio Grade do Sul - Jumlah korban tewas akibat banjir besar di Brasil selatan telah mencapai 100 orang, kata badan pertahanan sipil setempat, ketika kru darurat terus mencari puluhan orang yang hilang.
Dilansir Al Jazeera, Kamis (9/4/2024), hampir 400 kota terkena dampak banjir Brasil ini setelah hujan lebat berhari-hari melanda negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil.
Baca Juga
Banjir tersebut melukai ratusan orang dan memaksa 160.000 lainnya meninggalkan rumah mereka pada hari Rabu (8/5), sementara otoritas pertahanan sipil negara mengatakan 128 orang masih hilang.
Advertisement
Pusat Bencana Alam Nasional Brasil mengatakan bagian selatan negara bagian itu berada dalam "risiko tinggi" terjadinya lebih banyak banjir sepanjang hari.
Dikatakan bahwa curah hujan diperkirakan akan kembali turun, dan meskipun volumenya diperkirakan tidak terlalu besar, permukaan air sudah tinggi di banyak tempat dan tanah sudah jenuh air.
Banyak warga yang tidak memiliki akses terhadap air minum atau listrik – atau bahkan tidak mempunyai akses untuk meminta bantuan karena layanan telepon dan internet terputus di banyak tempat.
Gubernur Negara Bagian Eduardo Leite memperingatkan awal pekan ini bahwa jumlah korban jiwa kemungkinan akan meningkat karena "keadaan darurat terus berkembang" di ibu kota negara bagian Porto Alegre dan daerah lainnya.
Hanya dua dari enam instalasi pengolahan air di Porto Alegre – rumah bagi sekitar 1,4 juta orang – yang berfungsi, kata kantor wali kota pada hari Selasa (7/5), dan rumah sakit serta tempat penampungan disuplai oleh tanker.
Presiden Brasil Janji Penuhi Kebutuhan Warga Terdampak Banjir
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva telah berjanji bahwa “tidak akan ada kekurangan sumber daya” untuk memenuhi kebutuhan penduduknya.
"Kami memahami situasi keuangan sulit yang dihadapi Rio Grande do Sul," katanya pada sebuah acara di Brasilia, seraya menambahkan bahwa dia ingin memastikan negara bagian tersebut mendapatkan "semua yang menjadi haknya".
"Kami masih belum mengetahui secara pasti ukuran banjirnya, dan baru bisa diketahui ketika permukaan air kembali normal," kata Lula.
Sekitar 15.000 tentara, pemadam kebakaran, polisi dan sukarelawan bekerja di seluruh negara bagian untuk menyelamatkan mereka yang terjebak dan mengangkut bantuan.
Angkatan Laut Brasil juga diperkirakan akan mengirim kapal NAM Atlantico – yang terbesar di Amerika Latin – ke Rio Grande do Sul pada hari Rabu (8/5) dengan dua stasiun pengolahan air bergerak.
Advertisement
Ketinggian AIr Terus Naik
Di Gasometro, bagian dari Porto Alegre yang populer di kalangan wisatawan, air terus naik pada hari Rabu (8/5), sehingga mempersulit upaya penyelamatan.
“Anda hanya bisa menyeberang dengan berjalan kaki atau naik perahu. Tidak ada jalan lain,” kata Luan Pas, 30 tahun, kepada kantor berita AFP di sebelah jalan yang berubah menjadi sungai yang tergenang dan berbau.
Warga Porto Alegre lainnya, Adriana Freitas, mengatakan dia "kehilangan segalanya".
"Sungguh menyedihkan ketika kami melihat kota ini, rumah kami, berada di tengah air," kata Freitas kepada Reuters. "Sepertinya sudah berakhir, dunia sudah berakhir."