Tingkatkan Operasi Militer, Israel Perintahkan Warga Palestina Tinggalkan Rafah

Israel terus melancarkan serangan terhadap Palestina, meski ada peringatan dari Amerika Serikat dan sekutu lainnya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 12 Mei 2024, 10:31 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2024, 10:31 WIB
Didesak Israel, 80.000 Pengungsi Palestina Tinggalkan Rafah
Badan PBB yang membantu pengungsi Palestina mengatakan pada 9 Mei 2024 sekitar 80.000 orang meninggalkan Rafah dalam tiga hari sejak Israel mengintensifkan operasi militer di kota Gaza selatan. (Foto: AFP)

Liputan6.com, Gaza - Israel memerintahkan puluhan ribu warga Palestina untuk meninggalkan Rafah, seiring meningkatkan operasi militer di Gaza selatan.

Perintah tersebut diumumkan dengan menyebarkan selebaran yang dijatuhkan dari udara dan sejumlah unggahan di media sosial, meminta penduduk di distrik timur untuk pindah ke al-Mawasi, wilayah pesisir sempit yang disebut Israel sebagai "zona kemanusiaan yang diperluas".

Usai perintah tersebut diumumkan, sejumlah wilayah di Rafah yang penuh penduduk dan pengungsi belakangan ini, kini terlihat seperti kota hantu.

Dilansir BBC, Minggu (12/5/2024), Israel mengatakan bahwa pihaknya akan melanjutkan operasi yang direncanakan di Rafah meskipun AS dan sekutu lainnya memperingatkan bahwa serangan darat dapat menyebabkan korban sipil dalam jumlah besar dan krisis kemanusiaan.

Pada Sabtu (11/5), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, gencatan senjata di Gaza dapat dilakukan secepatnya pada hari berikutnya jika Hamas membebaskan sanderanya.

"Israel mengatakan, itu terserah Hamas, jika mereka ingin melakukannya, kita bisa mengakhirinya besok. Dan gencatan senjata akan dimulai besok," ujarnya pada acara penggalangan dana di Seattle.

Salah satu pengungsi, yang menerima perintah evakuasi mengaku tidak tahu harus mengungsi ke mana.

"Kami tidak tahu ke mana harus pergi. Jumlah kami sekitar 80 orang," katanya kepada program Gaza Lifeline di BBC Arab.

"Saya tidak punya uang untuk kembali ke Khan Younis. Beberapa tetangga mengatakan, untuk datang dan menyewa tempat dengan harga sewa yang sangat murah. Tapi saya tidak punya uang bahkan untuk menyewa mobil."

Serangan Pasukan Israel dan Hamas

Pertempuran Israel Palestina
Keluarga-keluarga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis mengendarai traktor bersama barang-barang mereka menuju Rafah, Gaza, Palestina, Kamis (25/1/2024). Ribuan warga Palestina mengungsi dari Kota Khan Younis untuk menghindari pertempuran sengit antara tentara Israel dan pejuang Hamas yang kian intens. (AFP)

Israel mengatakan, 128 orang yang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober masih belum ditemukan, sementara 36 di antaranya diperkirakan tewas.

Sebuah gambar yang beredar menunjukkan asap membubung di atas Rafah pada Sabtu  (11/5) dan para saksi mengatakab bahwa serangan udara di dekat persimpangan dengan Mesir.

Lewat sebuah unggahan di X, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa selama beberapa hari terakhir pasukannya terlibat dalam "pertempuran tatap muka" dengan Hamas di Rafah.

IDF menambahkan bahwa tentara telah menemukan "sejumlah lubang bawah tanah" di daerah tersebut.

Serangan Udara oleh Israel

Militer Israel Kembali Bombardir Jalur Gaza
Asap mengepul di Rafah setelah serangan udara Israel di Jalur Gaza Selatan pada 1 Desember 2023. (SAID KHATIB/AFP)

Dalam beberapa hari terakhir, ada puluhan serangan udara Israel di sepanjang Jalur Gaza, dan militer Israel mengatakan bahwa serangan tersebut menargetkan apa yang mereka sebut sebagai teroris dan infrastruktur teroris.

Mereka juga menginstruksikan warga untuk meninggalkan beberapa wilayah di Gaza utara, menunjukkan bahwa pasukannya kemungkinan kan kembali ke sana beberapa bulan setelah mereka pergi sebelumnya.

Infografis Keprihatinan Serangan Militer Israel di Gaza Selatan
Infografis Keprihatinan Serangan Militer Israel di Gaza Selatan (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya