Jenazah Presiden Iran dan Rombongan Telah Diidentifikasi, Tak Perlu Tes DNA

Salah satu rombongan dalam helikopter maut yang ditumpangi presiden Iran disebut masih hidup hingga satu jam setelah kecelakaan terjadi.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Mei 2024, 21:50 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2024, 21:50 WIB
Presiden Iran Ebrahim Raisi Saat Mengunjungi Masjid Istiqlal
"Saya ingin gunakan kesempatan ini untuk menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Presiden Jokowi atas undangan beliau saya dapat hadir di tengah Anda semua dan berkunjung secara kenegaraan ke Indonesia," ujar Raisi di depan jemaah salat zuhur. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Teheran - Jenazah Ebrahim Raisi dan rombongannya, yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada hari Minggu (19/5/2024), telah diidentifikasi dan tidak perlu melakukan tes DNA. Demikian disampaikan kepala Organisasi Penanggulangan Bencana Iran.

Mohammad Hassan Nami menuturkan kepada kantor berita Iran, IRNA, pada hari Senin (20/5) bahwa semua jenazah dapat dikenali dan telah dipindahkan ke Organisasi Kedokteran Legal.

Nami menambahkan semua jenazah dapat dikenali meskipun terdapat luka bakar, termasuk jenazah perwakilan pemimpin tertinggi di Provinsi Azerbaijan Timur Mohammad Ali Al-e Hashem, yang juga Imam Salat Jumat di Tabriz, dalam kondisi lebih baik.

"Dia masih hidup hingga satu jam setelah kecelakaan udara dan bahkan melakukan percakapan telepon dengan kepala Kantor Kepresidenan Gholam-Hossein Esmaeili," tutur Nami.

Raisi, presiden kedelapan Iran, dan rombongan yang termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollhian, dalam perjalanan kembali dari acara peresmian Bendungan Qiz Qalasi di perbatasan Iran-Azerbaijan pada hari Minggu ketika helikopter yang mereka tumpangi jatuh di tengah cuaca buruk di daerah pegunungan di Provinsi Azerbaijan Timur. Seluruhnya tewas.

Petugas pencarian dan penyelamatan kemudian menemukan lokasi kecelakaan helikopter di hutan lebat Dizmar di Provinsi Azerbaijan Timur pada Senin pagi setelah operasi selama 18 jam, yang terhambat oleh kabut tebal, hujan, dan medan terjal.

Pengganti Raisi dan Amir-Abdollhian

Evakuasi Jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
Presiden Iran Ebrahim Raisi dinyatakan tewas pada 20 Mei 2024, setelah tim penyelamat menemukan helikopternya yang jatuh di wilayah pegunungan barat yang diselimuti kabut, yang memicu duka di republik Islam tersebut. (Azin Haghighi, Moj News Agency via AP)

Atas kematian Raisi dan sejumlah pejabat lainnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei mengumumkan masa berkabung selama lima hari.

Dalam pesan yang dipublikasikan pada Senin pagi, Ayatullah Khamenei mengungkapkan kesedihannya yang mendalam atas tewasnya Presiden Raisi. Dia menggambarkan Raisi sebagai ulama pekerja keras dan presiden populer yang mengabdikan hidupnya untuk melayani rakyat Iran, negara, dan Islam.

"Dalam tragedi yang pahit ini, bangsa Iran kehilangan seorang pelayan yang ramah tamah, rendah hati, dan berharga," tutur kata Ayatullah Khamenei, seraya menambahkan bahwa Presiden Raisi tidak pernah berhenti bekerja keras dan bekerja sepanjang waktu untuk rakyat Iran meskipun menghadapi kritik.

Dia menyampaikan belasungkawa kepada bangsa Iran dan menyetujui Wakil Presiden Mohammad Mokhber untuk mengambil alih jabatan presiden sementara dan bekerja sama dengan ketua parlemen dan pengadilan Iran untuk mempersiapkan landasan bagi pemilu.

Ayatullah Khamenei juga menyatakan kesedihannya atas meninggalnya pejabat senior lainnya yang mendampingi Presiden Raisi dalam kecelakaan helikopter di Azerbaijan Timur, termasuk Menlu Amir-Abdollahian.

Adapun Wakil Menlu Ali Bagheri Kani ditunjuk sebagai pengganti Amir-Abdollahian. Pengumuman tersebut disampaikan oleh juru bicara pemerintah Iran Ali Bahadori Jahromi.

Dunia Berduka untuk Iran

Evakuasi Jenazah Presiden Iran Ebrahim Raisi yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
Setelah pencarian dalam waktu berjam-jam, puing-puing helikopter beserta 9 penumpang ditemukan. (Azin HAGHIGHI / MOJ News Agency / AFP)

Tidak hanya Iran, Suriah pun mengumumkan masa berkabung atas tewasnya Raisi dan rombongannya. Pemerintah Suriah menyatakan tiga hari berkabung nasional.

Menurut jaringan berita Al-Mayadeen yang berbasis di Beirut, Lebanon, Presiden Suriah Bashar al-Assad menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada Ayatullah Khamenei, pemerintah, dan rakyat Iran.

"Kami bekerja dengan mendiang presiden untuk menjaga kemakmuran hubungan yang mengikat Suriah dan Iran," ujar Assad.

Ungkapan belasungkawa juga mengalir dari para pemimpin dunia lainnya, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

Putin mengatakan Raisi adalah politikus terkemuka yang mengabdi pada negaranya semasa hidupnya.

"Dia adalah sahabat sejati Rusia dan melakukan upaya serius untuk mengembangkan tingkat kerja sama strategis antara Moskow dan Teheran," ungkap Putin.

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengomentari kematian Presiden Raisi dan rombongannya dengan mengatakan bahwa insiden tersebut adalah tragedi yang luar biasa. Dalam pesan belasungkawanya kepada Ayatullah Khamenei serta bangsa dan pemerintah Iran, Ramaphosa menekankan Raisi memiliki karakter yang sangat baik.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan pesan belasungkawa melalui akun media sosialnya. Dia merilis foto dirinya dan Raisi di sela-sela Majelis Umum PBB November lalu, menyatakan bahwa Raisi adalah model komitmen yang mendalam terhadap negara, kesejahteraan, dan martabat manusia.

Dari Palestina, Hamas, Jihad Islam, dan Otoritas Palestina turut melayangkan ungkapan dukacita. Demikian pula dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Sultan Oman Haitham bin Tariq, Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifa, Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dari Arab Saudi, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, Emir Qatar Sheikh Tamim ibn Hamad Al Thani, dan banyak lagi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya