Liputan6.com, Teheran - Dewan Wali Iran pada hari Minggu (9/6/2024) menyetujui enam orang untuk mencalonkan diri dalam pilpres pada 28 Juni. Pilpres Iran digelar setelah kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Ebrahim Raisi dan tujuh orang lainnya pada 19 Mei.
Raisi adalah presiden Iran kedua yang meninggal saat menjabat. Pada tahun 1981, ledakan bom menewaskan Presiden Mohammad Ali Rajai pada hari-hari kacau setelah Revolusi Islam.
Baca Juga
Kali ini, Dewan Wali Iran kembali melarang mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad untuk mencalonkan diri. Ahmadinejad merupakan presiden Iran periode 2005-2013 dan ini kali ketiganya didiskualifikasi.
Advertisement
Keputusan Dewan Wali, panel yang terdiri dari ulama dan ahli hukum serta berada di bawah pengawasan Ayatullah Ali Khamenei, ini menandai dimulainya masa kampanye singkat Pilpres Iran.
Seperti yang sudah-sudah, Dewan Wali tidak menerima calon presiden (capres) perempuan atau siapa pun yang menyerukan perubahan radikal dalam pemerintahan. Demikian seperti dilansir kantor berita AP, Senin (10/6)
Sejauh ini, belum satu pun dari capres yang memberikan rincian terkait program mereka, sekalipun semuanya menjanjikan situasi ekonomi yang lebih baik.
6 Capres Iran Pengganti Raisi
Capres yang paling menonjol disebut adalah Mohammad Bagher Ghalibaf (62) mantan wali kota Teheran yang memiliki hubungan dekat dengan Garda Revolusi. Ghalibaf, seorang mantan jenderal Garda Revolusi, dilaporkan adalah bagian dari tindakan keras terhadap mahasiswa Iran pada tahun 1999. Dia juga pernah menjabat sebagai kepala polisi Iran.
Ghalibaf gagal mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2005 dan 2013. Dia mengundurkan diri dari kampanye presiden tahun 2017 untuk mendukung Raisi.
Raisi sendiri memenangkan Pilpres Iran tahun 2021, yang mencatat jumlah pemilih terendah yang pernah ada dalam sejarah pilpres negara itu, setelah semua lawan besarnya didiskualifikasi.
Capres Iran lainnya dalam Pilpres 2024 termasuk mantan perunding senior kesepakatan nuklir Saeed Jalili. Selain itu, ada pula Wali Kota Teheran Alireza Zakani, mantan menteri kehakiman dan mantan menteri dalam negeri Mostafa Pourmohammadi, dan wakil presiden Amir-Hossein Ghazizadeh Hashemi.
Masoud Pezeshkian adalah satu-satunya kandidat reformis di antara kelompok garis keras. Anggota parlemen asal Tabriz ini dipandang tidak memiliki banyak peluang.
Advertisement
Siapa Saja yang Didiskualifikasi?
Ini bukan kali pertama Ahmadinejad didiskualifikasi. Pada pendaftaran pencapresan terakhir dia mengalami pengalaman serupa.
Ahmadinejad semakin berani menantang Khamenei menjelang akhir masa jabatannya dan dikenang karena tindakan kerasnya terhadap Revolusi Hijau tahun 2009.
Dewan Wali tidak hanya mendiskualifikasi Ahmadinejad, mantan presiden yang mempertanyakan Holocaust.
Mereka juga menjegal mantan ketua parlemen Ali Larijani, seorang konservatif yang memiliki hubungan kuat dengan mantan Presiden Iran Hassan Rouhani yang relatif moderat. Ini adalah pemilu kedua berturut-turut di mana Larinjani dilarang mencalonkan diri.
Mantan Kepala Bank Sentral Iran Abdolnasser Hemmati, yang mencalonkan diri pada tahun 2021, dan Eshaq Jahangiri, yang menjabat sebagai wakil presiden di bawah Rouhani, turut didiskualifikasi.