Energi Gelap Membuat Alam Semesta Terus Meluas, Begini Penjelasannya

Energi gelap diyakini mengisi seluruh ruang angkasa dan berkontribusi pada percepatan perluasan alam semesta. Teori ini muncul dari pengamatan bahwa alam semesta tidak hanya meluas, tetapi kecepatan perluasannya semakin meningkat.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 13 Agu 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 01:00 WIB
Alam Semesta
Ilustrasi Alam Semesta yang dikatakan kini dapat dibuat peta barunya berkat FRB (Fast Radio Burst) atau semburan radio cepat. (Pixabay/51581)

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan dark energy atau energi gelap merupakan salah satu misteri kosmologi modern yang belum bisa dipecahkan hingga saat ini. Melansir laman Britannica pada Senin (12/08/2024), nama dark energy atau energi gelap diberikan para fisikawan merujuk pada kekuatan yang mendorong percepatan ekspansi atau perluasan alam semesta secara misterius.

Energi gelap diyakini mengisi seluruh ruang angkasa dan berkontribusi pada percepatan perluasan alam semesta. Teori ini muncul dari pengamatan bahwa alam semesta tidak hanya meluas, tetapi kecepatan perluasannya semakin meningkat.

Meski energi gelap membentuk tiga perempat energi massa kosmos. Namun sifat dasar energi ini belum diketahui para fisikawan selama beberapa dekade.

Sebab, energi gelap itu sendiri tidak berkaitan dengan materi gelap. Artinya, para ilmuwan masih belum memahami secara mendapat tentang apa itu energi gelap.

Penemuan energi gelap bermula pada akhir 1990-an, ketika dua tim astronom melakukan pengamatan terhadap supernova tipe Ia. Supernova ini digunakan sebagai penanda jarak kosmik karena kecerahan intrinsiknya yang diketahui.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa supernova yang sangat jauh tampak lebih redup daripada yang diperkirakan sebelumnya. Fenomena ini menandakan bahwa ekspansi alam semesta semakin cepat, bukan melambat seperti yang diharapkan.

Temuan ini menjadi petunjuk pertama adanya dark energy. Energi gelap diperkirakan mempengaruhi struktur alam semesta melalui sifatnya yang membuat ruang angkasa mengembang dengan semakin cepat.

Model kosmologi standar, yang dikenal sebagai Lambda Cold Dark Matter (ΛCDM), menyarankan bahwa dark energy berperan sebagai bentuk energi konstan yang menyebar merata di seluruh alam semesta. Sifatnya yang terbalik dari gravitasi menyebabkan penurunan kekuatan tarik antar galaksi, sehingga mempercepat ekspansi alam semesta.

 

Lubang Hitam

Dikutip dari laman Live Science pada Senin (12/08/2024), para ilmuwan mengatakan telah menemukan bukti bahwa energi gelap dapat dijelaskan pada sejenis energi yang tersimpan di dalam lubang hitam pada 2023 lalu. Ilmuwan menggunakan pengukuran dari lubang hitam kuno dan tidak aktif, untuk menunjukkan bahwa raksasa kosmik tersebut telah tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan.

Temuan ini pun menunjukkan, lubang hitam mengandung jenis energi vakum yang melekat pada jalinan ruang dan waktu. Fenomena ini dapat menjelaskan perluasan alam semesta yang ada dalam kerangka teori relativitas Albert Einstein.

Kendati demikian, temuan lanjutan tentang pemahaman energi gelap di alam semesta ini masih diperlukan untuk mengkonfirmasi. Temuan tersebut sebelum dapat diterima secara luas oleh fisikawan.

Hinggsa saat ini para peneliti masih belum sepenuhnya memahami seperti apa energi gelap itu. Mereka telah menggunakan pengetahuan yang dimiliki tentang fenomena misterius tersebut untuk membangun model alam semesta yang dapat menjelaskan segala hal, seperti Big Bang hingga struktur galaksi skala besar yang modern.

Bahkan, beberapa model alam semesta ini meramalkan bahwa energi gelap akan mengoyak segala sesuatu yang ada pada miliaran tahun dari sekarang.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya