Liputan6.com, Jakarta - Para astronom NASA berhasil menemukan tujuh komet gelap baru, penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science pada 9 Desember 2024. Penemuan ini menambah daftar komet gelap yang telah diidentifikasi di tata surya kita, sehingga ada 13 komet gelap tang berhasil diidentifikasi.
Melansir laman Space pada Senin (16/12/2024), komet gelap adalah objek yang memiliki karakteristik unik karena secara visual tampak seperti asteroid, tetapi bergerak dengan perilaku khas komet. Komet ini cenderung tidak memiliki ekor terang yang biasanya terlihat pada komet pada umumnya.
Advertisement
Namun pergerakan objek antariksa ini menunjukkan adanya pengaruh pelepasan gas dari permukaannya. Fenomena komet gelap pertama kali menarik perhatian ilmuwan pada Maret 2016 ketika penyimpangan orbit asteroid 2003 RM teramati.
Advertisement
Baca Juga
Penyimpangan kecil ini tidak dapat dijelaskan oleh percepatan standar asteroid seperti efek Yarkovsky, yaitu percepatan kecil akibat radiasi termal. Meski tidak ada ekor komet yang terdeteksi, penyimpangan tersebut memberi petunjuk bahwa 2003 RM memiliki karakteristik mirip komet yang sedang mengalami pelepasan gas.
Pada 2017, penemuan objek luar tata surya pertama, 1I/2017 U1 ('Oumuamua), kembali memperkuat hipotesis tentang komet gelap. Objek ini menunjukkan pergeseran lintasan serupa akibat pelepasan gas dari permukaan, meskipun tidak ada ekor yang terlihat.
Para astronom membagi komet gelap ini menjadi dua kategori utama berdasarkan ukuran dan orbit mereka. Komet gelap luar memiliki karakteristik serupa dengan komet keluarga Jupiter.
Mereka memiliki orbit yang sangat eksentrik (berbentuk elips) dan berukuran besar. Komet gelap luar memiliki ukuran mencapai ratusan meter atau lebih.
Sementara itu, komet gelap dalam memiliki ukuran yang lebih kecil, dengan ukuran puluhan meter atau kurang. Komet gelap jenis ini bergerak dalam orbit yang lebih hampir melingkar di tata surya.
Ancaman Komet Gelap
Objek misterius yang hampir tak terlihat ini dapat menimbulkan ancaman lebih besar bagi bumi daripada yang diperkirakan para ilmuwan. Objek-objek kecil yang berputar cepat ini berkeliaran di dekat Bumi, kemungkinan setelah berpindah dari tempat yang lebih jauh di tata surya.
Objek-objek ini mungkin merupakan sumber air dan unsur-unsur volatil lainnya, yang juga bisa menimbulkan bahaya. Komet berasal dari wilayah terluar tata surya, tempat dengan suhu rendah yang memungkinkan molekul seperti air untuk membeku.
Meskipun komet biasanya memiliki orbit yang stabil, terkadang komet dapat terganggu oleh interaksi gravitasi dengan planet-planet raksasa. Hal ini menyebabkan beberapa batuan es berputar ke arah tata surya bagian dalam.
Saat hal itu terjadi, panas dari matahari menyebabkannya hancur. Di sisi lain, asteroid biasanya berada di tata surya bagian dalam, antara Mars dan Jupiter.
Asteroid jauh lebih berbatu daripada komet, sehingga dapat bertahan lebih lama di bawah sinar matahari. Namun, asteroid juga terkadang jatuh ke orbit yang tidak stabil yang membawa mereka ke jarak yang sangat dekat dengan bumi.
Namun, komet gelap berperilaku seperti asteroid dan komet. Melansir laman Live Science pada Senin (16/12/2024), komet gelap berukuran kecil, hanya puluhan kilometer lebarnya.
Komet ini tidak menunjukkan keluarnya gas atau penguapan unsur volatil seperti air. Namun, komet ini juga tidak bergerak dalam orbit yang sempurna.
Sebaliknya, komet ini menunjukkan bukti adanya percepatan "nongravitasi". Dengan kata lain, ada beberapa gaya lain yang mampu mendorong orbit komet gelap.
Para peneliti menyimpulkan bahwa komet gelap memiliki komposisi yang mirip dengan asteroid dan merupakan hasil dari fragmentasi objek yang lebih besar. Berdasarkan bukti-bukti ini, para peneliti menduga bahwa komet gelap kemungkinan besar berasal dari sabuk asteroid utama yang keluar dari orbitnya karena gravitasi Saturnus.
Obit komet gelap yang tidak stabil dan kombinasi sifat-sifatnya yang tidak biasa membuat mereka menjadi objek dekat bumi yang sangat berbahaya. Komet gelap juga berukuran kecil, bergerak cepat, dan sulit dideteksi.
Selain itu, objek tersebut tidak berperilaku seperti asteroid dan komet, sehingga membuat mereka sulit diprediksi.
(Tifani)
Advertisement