Serangan senjata kimia yang dilakukan rezim pemerintah Suriah hingga menewaskan ribuan rakyat menjadi perhatian serius pihak internasional. Termasuk Amerika Serikat.
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel menegaskan, negaranya siap untuk menyerang apabila Presiden Barack Obama memberikan instruksi pembalasan serangan ke Suriah.
"Militer kami telah menempatkan aset-aset dan siap memenuhi serta menuruti opsi apapun yang ingin diambil Obama," jelas Hagel, seperti dikutip dari BBC, Rabu (28/8/2013).
Hagel menambahkan Departemen Pertahanan AS sudah menyampaikan semua pilihan rencana kepada Obama. "Dia sudah melihatnya, Anda mempersiapkan diri. Kami siap untuk maju," tegasnya.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry sebelumnya mengatakan bukti-bukti yang tidak bisa dibantah bahwa Suriah menggunakan senjata kimia.
Perdana Menteri Inggris David Cameron memanggil parlemen untk bersidang membahas Suriah pada Kamis 29 Agustus besok. Bagi Cameron, penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah tidak dapat dibenarkan.
Ditentang Rusia-China
Bagaimanapun juga sekutu Rusia dan China selaku sekutu Suriah menyatakan menentang intervensi militer ke Suriah. Moskow mengatakan aksi militer akan membawa konsekuensi bencana bagi kawasan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Alezander Lukashevich meminta agar masyarakat internasional berhati-hati dalam menyikapi krisis di Suriah dan mematuhi hukum internasional.
Sementara Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem, membantah keras tuduhan bahwa pasukan pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia.
Dia menuding kelompok perlawanan yang menggunakan senjata kimia pada Rabu 21 Agustus di kawasan pinggiran Damaskus yang menewaskan 300 orang lebih.
Tim penyidik PBB sudah mendapat izin untuk mengumpulkan bukti-bukti. Namun tim tidak bisa ke tempat kejadian karena dihadang kelompok pemberontak.
Dalam pemeriksaan Senin 26 Agustus, salah satu kendaraaan yang digunakan penyidik ditembaki sniper beberapa kali oleh penembak gelap, namun tidak ada yang cedera.
Suriah Ancam AS
Presiden Suriah Bashar al-Assad sebelumnya mengancam AS akan mengalami bencana seperti di Vietnam apabila negara itu benar-benar memilih opsi serangan militer ke Damaskus setelah ada dugaan penggunaan senjata kimia.
"Kegagalan menunggu Amerika Serikat sebagaimana berbagai perang yang dilakoninya, berawal pada Perang Vietnam hingga peperangan berikutnya," kata Assad dalam sebuah wawancara dengan koran Rusia Izvestia, seperti dikutip Al-Arabiya.
Selain itu, Assad pun membantah pasukan pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia di Ghouta yang menyebabkan ratusan korban dilaporkan tewas. Dia memastikan tentaranya akan melibas Washington apabila AS melakukan aksi militer di negaranya.
"Adakah negara yang menggunakan (senjata) kimia atau senjata pemusnah massal di sebuah tempat dimana pasukannya sendiri terkonsentrasi di sana? Bukankah hal itu bertentangan dengan logika dasar," cetus Assad. (Riz/Sss)
AS Siap Serang Suriah
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel menegaskan, negaranya siap menyerang apabila Presiden Barack Obama memberikan instruksi pembalasan.
diperbarui 28 Agu 2013, 08:23 WIBDiterbitkan 28 Agu 2013, 08:23 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Fungsi Briket: Solusi Energi Alternatif yang Ramah Lingkungan
AHM Siapkan Generasi Unggul Menyongsong Era Elektrifikasi Lewat Festival Vokasi Satu Hati 2025
Mengintip Kinerja Kripto JASMY Coin Hari Ini 12 Februari 2025, Layak Dikoleksi?
Ketua Banggar DPR Soroti Kemhan Lantik Stafsus: Lagi Efisiensi, Tolong Direm
Bursa Suspensi Saham INET, Ada Apa?
Resep Dadar Jagung Lezat dan Praktis: Panduan Lengkap
Zita Anjani Takjub Melihat Pesona Budaya Cap Go Meh dan Keindahan Batu Alien di Singkawang
Gibran Hadiri Festival Cap Go Meh di Singkawang, Saksikan Pawai Tatung
Hasto Respons soal Prabowo Sebut Ada Raja Kecil Ingin Jegal Kebijakan Efisiensi Anggaran
Penting Punya Foto Saat Senyum, Bisa Jadi Data Antemortem dan Identifikasi Diri
6 Momen Reuni Nicholas Saputra dan Siti Nurhaliza Usai 23 Tahun, Nostalgia 'Debaran Cinta'
Kabar Baik, PNS Guru hingga Dosen Bisa Dapat Izin dan Tugas Belajar