Mobil Rusak Saat Lintasi Gurun Sahara, 87 Imigran Tewas Kehausan

87 Mayat dalam kondisi sudah membusuk dan beberapa bagian tubuhnya sudah tak lengkap.

oleh Tan diperbarui 31 Okt 2013, 10:15 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2013, 10:15 WIB
mobil-rusak-gurun-131031b.jpg
Malang benar nasib 87 imigran ini. Mobil yang ditumpangi mereka rusak saat melintasi Gurun Sahara, dan mereka meninggal akibat kehausan.

Seperti dimuat BBC yang dilansir Liputan6.com, Kamis (31/10/2013), petugas penyelamat di Niger mengatakan mereka menemukan 87 mayat dalam kondisi sudah membusuk dan beberapa bagian tubuhnya sudah tak lengkap.

"Seperti dimakan hewan yang kemungkinan oleh serigala," jelas seorang penyelamat bernama Almoustapha Alhacen.

Mayat-mayat tersebut diduga para pekerja imigran dan keluarganya. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Niger adalah rute populer bagi para imigran untuk menuju sub-Sahara Afrika, sebuah wilayah Benua Afrika yang terletak di selatan Gurun Sahara, dan Eropa.

Meski demikian, banyak dari mereka yang menyeberangi Niger melintasi padang pasir, justru bekerja di negara-negara Afrika Utara. Sementara ribuan orang mencoba untuk menyeberangi hamparan Gurun Sahara, untuk mencapai Pantai Afrika Utara menuju Eropa.

Menurut Almoustapha yang menemukan 87 mayat itu, salah satu kendaraan migran yang dipakai untuk melintasi hamparan Gurun Sahara itu rusak. Mobil itu mengalami gangguan tak berapa lama mereka meninggalkan Arlit pada akhir September atau awal Oktober.

Para pejabat keamanan mengatakan, kedua kendaraan rusak itu kemudian memutuskan untuk kembali ke Arlit untuk mendapatkan suku cadang mobil yang baru.

Tampaknya beberapa kelompok pulang ke Arlit dengan berjalan kaki, termasuk 10 orang yang berhasil kembali ke Arlit dan memberitahukan masih ada yang terdampar di Gurun Sahara. Kemudian pada Senin, 28 Oktober, ditemukan 5 mayat.

Pada hari Rabu, relawan dan tentara bekerja keras di tengah gurun itu dan menemukan mayat lain di sekitar 10 km dari perbatasan Aljazair. 48 Mayat yang ditemukan adalah anak-anak atau remaja.

Almoustapha mengatakan, mereka kemungkinan sedang dalam perjalanan mereka untuk mencari pekerjaan bergaji rendah di negara tetangga Aljazair. (Tnt/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya