Thailand masih bergejolak sejak hari Minggu 24 November 2013 lalu. Aksi demonstrasi yang meminta Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra mundur terus berlanjut.
Ajakan dialog damai coba diajukan PM Yingluck. Namun pemimpin oposisi penggerak demonstrasi, Suthep Thaugsuban menolak. "Kami tidak berencana untuk berdialog," ujar Suthep dalam demonstrasi yang digelar di alun-alun Kota Bangkok, Kamis 28 November 2013 malam, seperti dimuat Bangkok Post, Jumat (27/11/2013).
Aksi protes ini dipicu oleh rencana penetapan RUU Amnesti, yang dinilai sebagai upaya untuk membebaskan mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra, kakak PM Yingluck, dari hukuman kasus korupsi.
Oleh karena itu, Suthep menegaskan, tujuan demonstrasi cuma 1, yakni menghilangkan rezim Thaksin. Dia menilai pemerintahan Yingluck merupakan lanjutan dari rezim kakaknya, Thaksin.
Dalam aksinya, massa yang dipimpin Suthep telah 'mengobrak-abrik' jalannya pemerintahan negara Thailand dengan menduduki sejumlah kantor pemerintah di Bangkok. Hingga membuat pegawai pemerintah tak bisa bekerja.
Yingluck sudah memberlakukan sejumlah langkah untuk meredam demonstrasi, seperti memberlakukan Undang-Undang Keamanan, yang menerapkan jam malam dan penutupan jalan. Polisi juga diperintahkan menangkap para pimpinan protes. Namun, sejauh ini, belum ada penahanan yang dilakukan.
PM cantik itu juga menjelaskan, dirinya tidak akan mundur, karena pemerintahan Thailand, menurut dia, sudah berjalan sesuai prosedur. Jadi tidak ada yang perlu dilengserkan. "Pemerintah telah mencoba mendengar aspirasi demonstran. Tapi tuntutan itu tidak bisa kami laksanakan," jelas Yingluck.
PM Yingluck berhasil lolos dari morsi tidak percaya di parlemen, Kamis 28 Novemver kemarin. Pihak Yingluck memenangkan 297 suara parlemen, sementara pihak lawan mendapatkan 134 suara. Mosi tidak percaya diajukan pihak oposisi Partai Demokrat (Phak Prachathipat). Namun partai pendukung Yingluck, Pheu Thai, mendominasi parlemen.
Kakak Yingluck atau PM sebelumnya, Thaksin digulingkan dalam kudeta militer tahun 2006. Pada 2010, pernah terjadi demonstrasi berdarah. Kelompok 'kaus merah' pendukung Thaksin menduduki sebagian wilayah Bangkok. Lebih dari 90 orang, kebanyakan demonstran sipil, tewas selama 2 bulan. (Riz/Ism)
Krisis Thailand, Pemimpin Oposisi Tolak Ajakan Damai PM Yingluck
Aksi demonstrasi yang meminta Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra mundur terus berlanjut.
Diperbarui 29 Nov 2013, 09:53 WIBDiterbitkan 29 Nov 2013, 09:53 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Prajurit Aktif Rangkap Jabatan Sipil Harus Pensiun Dini atau Mundur, Siapa Bakal Terdampak?
Kadar Emas Paling Ideal Ternyata Bukan 24 Karat, Berapa?
Guru Cabuli 8 Siswa di Sikka Ternyata Berstatus ASN P3K, Apa Sanksinya?
Barcelona Krisis Keuangan, Chelsea Berani Tawar Gavi
8 Resep Sambal Khas Nusantara: Pedas, Nikmat, dan Mudah Dibuat
6 Fakta Menarik Masjid Sunan Giri Gresik yang Dikelilingi 300 Makam
Hubble Ungkap Masa Depan dan Masa Lalu Galaksi Andromeda
Potret Keindahan Bulan Sabit Sejajar dengan Kubah Hijau Masjid Nabawi, Bikin Takjub
Aulia Rahman Basri Resmi Maju PSU Pilkada Kukar, Gantikan Edi Damansyah
Detik-Detik Puluhan Napi Lapas Kutacane Kabur, Dipicu soal 'Bilik Asmara'
Bolehkah Berdoa saat Sujud Pakai Bahasa Indonesia? Ini Kata UAS dan Syafiq Riza Basalamah
Tidak Terima Diklakson Pemotor, Pengemudi Aphard di Cilincing Banting Korban hingga Memar