Departemen Luar Negeri Australia kembali mengeluarkan 'travel warning' ke Indonesia, termasuk ke destinasi tujuan wisata populer warga Negeri Kanguru: Pulau Bali. Alasannya, karena ancaman serangan teroris yang dinilai tinggi.
Dalam peringatan terbarunya, Deplu Australia menyebut, kelompok teroris masih aktif di Indonesia, meski polisi sudah berusaha menghentikan mereka.
"Pihak keamanan Indonesia telah memperingatkan bahwa kelompok ekstremis bisa saja merencanakan penyerangan terhadap sejumlah gereja di Jakarta dan di tempat lain di Indonesia, selama momentum tahun baru 2014," demikian Liputan.com kutip dari situs Radio Australia, Selasa (31/12/2013).
Deplu Australia juga mengutip pernyataan Kapolri Jenderal Sutarman yang mengatakan, ada indikasi bahwa kelompok teror mungkin akan merakit bom untuk menargetkan tempat ibadah. Kelompok teroris memiliki sel di mana-mana dan mereka aktif. "Polisi terus memburu mereka," demikian ucap Kapolri.
Warga Australia juga diingatkan, ancaman tak hanya di gereja-gereja. "Teroris sebelumnya telah menyerang atau merencanakan untuk menyerang tempat-tempat berkumpul orang Barat, termasuk klub malam, bar, restoran, hotel internasional, bandara dan tempat-tempat ibadah di Bali, Jakarta dan tempat lain di Indonesia," demikian pengumuman Deplu Australia. "Sasaran itu bisa kembali jadi target."
Sudah ada sejumlah serangan yang menargetkan Barat dalam dekade terakhir, termasuk Bom Bali 2002, yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia.
Deplu Australia juga mengingatkan bahwa wisatawan ke Indonesia bisa mengalami bencana alam seperti tsunami, atau menjadi korban dari kejahatan jalanan, keracunan minuman, dan penipuan.
Peringatan tidak mengharuskan warga Australia untuk meninggalkan Indonesia, namun meminta mereka yang berkunjung untuk bersikap waspada.
Namun, warga Australia didesak untuk mempertimbangkan kembali niatnya melakukan perjalanan ke beberapa daerah termasuk Provinsi Sulawesi Tengah, Maluku dan Papua. (Ein/Riz)
Baca juga:
Kaleidoskop Sains 2013: Bencana dari Langit dan Bumi
Kaleidoskop Internasional 2013: Perang Saudara dan Penyadapan
Corby Tak Dapat Remisi Natal, Buntut Australia Sadap SBY?
Dalam peringatan terbarunya, Deplu Australia menyebut, kelompok teroris masih aktif di Indonesia, meski polisi sudah berusaha menghentikan mereka.
"Pihak keamanan Indonesia telah memperingatkan bahwa kelompok ekstremis bisa saja merencanakan penyerangan terhadap sejumlah gereja di Jakarta dan di tempat lain di Indonesia, selama momentum tahun baru 2014," demikian Liputan.com kutip dari situs Radio Australia, Selasa (31/12/2013).
Deplu Australia juga mengutip pernyataan Kapolri Jenderal Sutarman yang mengatakan, ada indikasi bahwa kelompok teror mungkin akan merakit bom untuk menargetkan tempat ibadah. Kelompok teroris memiliki sel di mana-mana dan mereka aktif. "Polisi terus memburu mereka," demikian ucap Kapolri.
Warga Australia juga diingatkan, ancaman tak hanya di gereja-gereja. "Teroris sebelumnya telah menyerang atau merencanakan untuk menyerang tempat-tempat berkumpul orang Barat, termasuk klub malam, bar, restoran, hotel internasional, bandara dan tempat-tempat ibadah di Bali, Jakarta dan tempat lain di Indonesia," demikian pengumuman Deplu Australia. "Sasaran itu bisa kembali jadi target."
Sudah ada sejumlah serangan yang menargetkan Barat dalam dekade terakhir, termasuk Bom Bali 2002, yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia.
Deplu Australia juga mengingatkan bahwa wisatawan ke Indonesia bisa mengalami bencana alam seperti tsunami, atau menjadi korban dari kejahatan jalanan, keracunan minuman, dan penipuan.
Peringatan tidak mengharuskan warga Australia untuk meninggalkan Indonesia, namun meminta mereka yang berkunjung untuk bersikap waspada.
Namun, warga Australia didesak untuk mempertimbangkan kembali niatnya melakukan perjalanan ke beberapa daerah termasuk Provinsi Sulawesi Tengah, Maluku dan Papua. (Ein/Riz)
Baca juga:
Kaleidoskop Sains 2013: Bencana dari Langit dan Bumi
Kaleidoskop Internasional 2013: Perang Saudara dan Penyadapan
Corby Tak Dapat Remisi Natal, Buntut Australia Sadap SBY?