Makin Lama Penderita Darah Tinggi Makin Banyak, Waspadalah

Prevalensi penyakit jantung koroner dan gagal jantung juga mengalami peningkatan, seiring pertambahan usia

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 16 Nov 2014, 10:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2014, 10:00 WIB
Ahli Bedah Australia Berhasil Hidupkan 'Jantung Mati'
sebuah terobosan baru yang dilakukan ahli bedah Australia mengklaim bisa menyelamatkan pasien dengan transplantasi dari jantung mati

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan telah dipublikasikan ke dalam riset kesehatan dasar (Riskesdas), diketahui bahwa pada 2013 terdapat peningkatan prevalensi pada penyandang hipertensi. 

Jika pada 2007 hanya 7,6 persen, maka pada 2013 meningkat jadi 9,5 persen. Selain itu, prevalensi penyakit jantung koroner dan gagal jantung juga mengalami peningkatan, seiring pertambahan usia responden.

"Peningkatan penyakit tidak menular (PTM) akan berdampak pada beban ekonomi dan produktivitas bangsa Indonesia. Sebab, pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya besar," kata Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, Sp.M (K) di Jakarta, Sabtu (15/11/2014)

Melihat kondisi ini, Menkes memprediksi bahwa angka-angka tersebut akan terus meningkat setiap tahun, karena tingginya faktor risiko yang memengaruhi.

"Di antaranya perubahan gaya hidup, pola makan, kurangnya aktivitas fisik, merokok, stres, hipertensi, diabetes, displidemia, dan faktor lingkungan atau polusi yang membahayakan kesehatan, serta rendahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat," kata Menkes.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya