4 Masalah Gigi yang Sering Dialami Anak SD

ternyata masalah kesehatan gigi pada anak Sekolah Dasar juga menyangkut pertumbuhan dan perkembangan giginya saat dewasa.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 10 Mar 2015, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2015, 15:00 WIB
4 Masalah Gigi yang Sering dialami Anak SD
Ilustrasi. Foto: umkc

Liputan6.com, Jakarta Tak hanya gigi berlubang, ternyata masalah kesehatan gigi pada anak Sekolah Dasar juga menyangkut pertumbuhan dan perkembangan giginya saat dewasa.

Seperti disampaikan Founder Oktri Manesa Dental Clinic (OMDC), drg. Oktri Manesa bahwa pada anak Sekolah Dasar banyak ditemukan permasalahan gigi yang sebenarnya bisa dicegah secara dini.

"Pada anak Sekolah Dasar banyak ditemukan gigi berlubang, gigi susu belum tanggal saat gigi permanen tumbuh, gusi bengkak karena gigi yang tertinggal, hingga fokalinfeksi atau pusat penyebaran penyakit dari gigi yang menjalar lewat pembuluh darah," kata Oktri saat peluncuran Formula untuk Indonesia untuk 4.000 anak Sekolah Dasar di SD Islam Al-Azhar, Jakarta, Senin (9/3/2015).

Lebih lanjut, kata dia, gigi berlubang terjadi karena anak-anak tidak dibiasakan menyikat gigi sehari dua kali sehari dan suka mengonsumsi makanan manis. Selain itu, kebiasaan membiarkan minum susu dari botol menggunakan dot di botol dalam waktu lama juga menyebabkan gigi berlubang.

Selain itu, peralihan gigi juga cenderung tidak diperhatikan orangtua. Tak heran, ketika dewasa gigi anak berantakan karena gigi susu sudah dicabut (prematur) sebelum waktunya sehingga gigi permanen tidak memiliki acuan tumbuh.

"Efek buruk ketika anak memiliki masalah gigi adalah terganggunya pertumbuhan dan perkembangan gigi anak, kerusakan gigi susu yang bisa mengenai struktur gigi permanen. Ruangan gigi susu yang tanggal lebih dahulu sehingga gigi permanen tumbuh berantakan," tukas Oktri.

Untuk menimbulkan kesadaran bagi para orangtua dan anak, tambah Oktri, perlu meningkatkan edukasi anak bahwa tidak semua dokter itu menakutkan. Atau bila perlu, orangtua mengajak anak setiap kali pergi ke dokter gigi.

"Dengan edukasi yang benar, dan ditangani dengan dokter ramah dan menyenangkan maka mereka akan lebih senang memeriksakan giginya," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya