Jessica Cox, si Pilot Tanpa Lengan

Meski tak punya lengan, Jessica melakukan semua hal yang bisa dilakukan orang-orang dengan anggota tubuh lengkap.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 09 Jul 2015, 14:03 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2015, 14:03 WIB
Jessica Cox
Foto: Today/Jessica Cox Motivational Services

Liputan6.com, Jakarta Jessica Cox bukan sembarang pilot. Dia istimewa. Pilot wanita berusia 32 tahun ini terlahir dengan cacat tubuh langka non-genetis yang membuatnya tak memiliki lengan. Namun kondisi itu tak membuat Jessica patah semangat. Meski tak punya lengan, Jessica melakukan semua hal yang bisa dilakukan orang-orang dengan anggota tubuh lengkap seperti belajar berenang, ikut pramuka, modeling, menari tap, dan Taekwondo. Jessica meraih sabuk hitam di usia 14!

"Aku tak percaya betapa aku tumbuh dewasa. Setiap hari sepulang sekolah selalu ada kegiatan yang kulakukan. Entah bagaimana caranya orangtuaku melakukan hal itu," ungkap Jessica pada Today, dilansir Kamis (9/7/2015). 

"Mereka berharap aku belajar banyak hal seperti orang lainnya dengan caraku sendiri, dan hal itu berjalan baik," lanjutnya. 

Hingga suatu hari Jessica belajar menerbangkan pesawat menggunakan kedua kakinya. 

Menjadi pilot bukanlah cita-cita Jessica. Tapi setelah menerbangkan sebuah kapal terbang bermesin tunggal dengan seorang pilot tempur beberapa tahun lalu, dia terinspirasi untuk menaklukkan rasa takutnya sendiri. 

"Berada di angkasa membuatku merasa di ujung tanduk, tapi perasaan itu hilang dengan cepat," ujarnya. "Hal itu tetap membuatku merasa berisiko, tapi aku menyukainya," lanjut Jessica. 

Setelah melalui pelatihan ekstensif, Jessica mendapat Sertifikat Light Sport Pilot di 2008. Kemudian Guiness World Record memberinya predikat "First Armless Person in the World Ever to Have Obtained a Pilot's License" atau orang pertama tanpa lengan di dunia yang mendapat izin sebagai pilot. 

Foto: Today/Jessica Cox Motivational Services

 

 

Mengunjungi 20 negara

Jessica telah mengunjungi 20 negara dan 6 kontinen untuk berbagi kisah inspiratifnya. Dia percaya siapa pun meski memiliki kekurangan bisa menjadi hebat dengan dukungan dan suntikan semangat yang tepat. 

"Aku merasa pesanku menjadi penting ketika aku mendapati strigma yang dirasakan oleh orang-orang disabilitas," cetusnya. 

Jessica tidak melakukan tur sendirian. Dia ditemani suaminya, Patrick, yang setia mendampinginya selama tiga tahun terakhir. Mereka bertemu di kelas Taekwondo pada 2010. Saat itu Patrick adalah instruktur Taekwondo yang menyandang empat sabuk hitam. Pada 2014 lalu Jessica menjuarai turnamen Taekwondo tingkat negara bagian setelah Patrick melatihnya. 

"Hal itu membuatku bangga. Fakta bahwa aku bisa berhasil di antara perempuan-perempuan lain seusiaku dan dengan tinggi yang sama denganku namun tanpa kekurangan," ungkapnya.

Jessica bukan hanya orang pertama tanpa lengan yang menerbangkan pesawat, melainkan juga orang pertama tanpa lengan yang menerima sabuk hitam di American Taekwondo Association. 

Meski begitu Jessica bilang semua penghargaan itu bukanlah motivasi utama bagi kariernya. Dia merasa lebih berharga karena bisa menginspirasi banyak orang terlepas dari disabilitas yang disandangnya. 

"Aku melakukan hal-hal itu karena aku menyukainya. Dan aku tidak menyerah," tandas Jessica. 

Foto: Today/Jessica Cox Motivational Services

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya