Makanan Pedas Bikin Panjang Umur?

Peneliti asal Harvard School menemukan ada keterkaitan antara makanan pedas dengan umur panjang.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 10 Agu 2015, 11:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2015, 11:00 WIB
Cicipi Segarnya Bakso Kuah Asam Pedas
Bakso Kuah Asam Pedas adalah menu kreasi bakso dari kuah yang dicampur sedikit bawang putih, potongan sosis, cabai, serta jeruk nipis.

Liputan6.com, New York- Bagi Anda penggemar mengonsumsi makanan dengan banyak cabai atau lada hasil studi ini mungkin menyenangkan Anda. Peneliti asal Harvard School menemukan ada keterkaitan antara makanan pedas dengan umur panjang. Namun, tetap butuh studi lagi untuk memastikan hasil penelitian ini.

Peneliti melakukan survei terhadap sekitar 500.000 orang berusia 30-79 tahun di Tiongkok tentang kebiasan makan makanan pedas. Lalu, tujuh tahun kemudian, sektiar 20.000 orang yang terlibat dalam penelitian tersebut meninggal.

Setelah melakukan analisis, peneliti mendapati fakta orang yang makan makanna pedas dalam satu atau dua kali dalam seminggu risiko meninggal cepat berkurang sekitar 10 persen dibandingkan mereka yang hanya makan kurang dari sekali seminggu seperti dituliskan dalam Jurnal The British Medical Journal.

Lalu, jika makan makanan pedas sekitar tiga atau lebih dalam seminggu, risiko meninggal selama studi ini berlangsung kurang dari 14 persen dibadningkan yang hanya makan pedas kurang dari seminggu sekali.

Melihat data ini, bukan berarti Anda terus-terusan makan pedas ya. Para ilmuwan yang terlibat menyatakan penelitian ini masih observasional, sehingga terlalu dini jika mengklaim mengonsumsi makanan pedas bisa menurunkan kematian yang lebih rendah.

"Kami masih membutuhkan lebih banyak data dari populasi lain," terang profesor dari Harvard School of Public Health di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, Lu Qi kepada Live Science ditulis Minggu (9/8/2015).

Peneliti pun belum bisa memastikan apa penyebab makanan pedas dan kematian lebih rendah. Namun dalam penelitian sebelumnya, makanan pedas terbukti menurunkan peradangan, meningkatkan pemecahana lemak, dan mengubah bakteri usus.

Menanggapi hasil penelitian ini, Nita Forouhi yang merupakah ahli epidemiologi nutrisi dari University of Cambridge di Inggris menyatakan ada ketidakjelasan apakah ini benar-benar hubungan langsung antara konsumsi makanan pedas atau komponen makanan lainnya.

"Dibutuhkan penelitian lagi untuk menentukan apakah makanan pedas memiliki potensi meningkatkan kesehatan secara langsung dan mengurangi angka kematian," terang Forouhi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya