Siapa Bilang Badan Berotot Pasti Kuat?

Sebuah studi terbaru tunjukkan seseorang yang memiliki otot besar tidak selalu memiliki otot kuat.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Sep 2015, 16:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2015, 16:00 WIB
'Tukang Parkir' di Darwin Menangi Kejuaran Binaraga Dunia
Anwar berasal dari Pakistan, dan merupakan orang pertama dari negaranya yang mengikuti kompetisi Raja Dunia (Mr. Universe) dan menang.

Liputan6.com, Manchester - Melihat sosok tubuh pria yang besar berotot langsung muncul kesan kuat alias memiliki tenaga yang besar. Faktanya sebuah studi terbaru tunjukkan seseorang yang memiliki otot besar tidak selalu memiliki otot kuat.

Peneliti melakukan tes sel otot dari para binaragawan. Ternyata produksi kekuatan lebih sedikit dibandingkan orang yang tidak melakukan latihan beban. Pertumbuhan otot yang lebih dari biasa (eksesif) menyebabkan penurunan kualitas otot seperti yang ditulis dalam Experimental Physiology.

"Tampaknya pertumbuhan otot yang berlebih dan dapat memiliki efek merugikan pada kualitas otot. Dan mungkin lebih baik memiliki otot normal daripada memiliki otot besar," terang peneliti utama dari Manchester Metropolitan University, Inggris, Profesor Hans Degens.

Berdasarkan hasil penelitian ini, Degens semangat untuk melihat penyebab menurunnya kualitas otot saat berlatih beban seperti ditulis laman healthcanal, Jumat (25/9/2015).

Untuk menemukan hasil ini peneliti mengambil sampel otot dari 12 binaragawan, 6 atlet sprinter, dan 14 pria aktif namun tidak berlatih beban. Lalu peneliti melakukan analisis kontraksi sel otot, misalnya mengangkat bebab tas yang berbeda dilanjutkan dengan mengukur kecepatan dan kekuatan otot. Dari sini, peneliti mengkalkulasikan kualitas otot.

Lalu peneliti mengatakan studi intensitas tinggi, low-volume resistance training dengan olahraga aerobik seperti atlet sprinter bermanfaat untuk mencapai puncak kekuatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya