5 Fakta Mengejutkan tentang Pembekuan Sel Telur

Baru sekitar 5000 bayi yang lahir dari pembekuan sel telur, prosedur ini juga tak menjamin sang ibu akan hamil. Berikut fakta selengkapnya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 20 Jun 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2016, 14:30 WIB
Pembekuan sel telur
Baru sekitar 5000 bayi yang lahir dari prosedur pembekuan sel telur. (Foto: Huffington Post)

Liputan6.com, New York- Pemerintah Jepang mengumumkan akan membayarkan sebagian besar biaya pembekuan sel telur pada wanita di negaranya. Ini merupakan salah satu cara meningkatkan angka kelahiran yang rendah di negara Matahari Terbit ini.

Di sebuah kota dekat Tokyo, Urayusu hanya akan membayar 20 persen jika wanita mau membekukan sel telurnya. Sekitar USD 1100 atau setara dengan Rp 14.685.000 dari total harga sekitar USD 4800 atau setara dengan Rp 64.800.000 (Rp13.500/US$).

Pembekuan sel telur dipandang sebagai cara untuk meningkatkan peluang wanita hamil di usia tua. Namun sayangnya prosedur ini belum sempurna benar. Berikut lima fakta mengejutkan tentang pembekuan sel telur mengutip laman Live Science, Senin (20/6/2016).

1. Pembekuan sel telur tidak dianjurkan sebagai cara untuk menunda memiliki anak
Sudah banyak wanita maupun pasangan yang tertarik dengan metode pembekuan sel telur. Namun di Amerika Serikat, ini bukan cara yang dianjurkan untuk menunda memiliki anak.

Pada 2012 American Society for Reproductive Medicine (ASRM) mengatakan tidak merekomendasikan perempuan membekukan sel telur untuk tujuan tunggal menunda melahirkan anak. Hanya sedikit studi yang mengatakan tentang keamanan, etika, risiko emosional dan biaya bila terkait dengan tujuan tunggal menunda anak.

Namun bagi wanita yang karena kondisi tertentu misalnya terkena kanker, direkomendasikan untuk membekukan sel telur.

2. Hanya sedikit wanita yang benar-benar menggunakan sel telur mereka
Beberapa pusat kesuburan melaporkan wanita yang menggunakan sel telur jumlahnya amat kecil. Menurut data dari klinik kesuburan di Santa Monica, California dari 2007-2012 ada 232 wanita yang membekukan sel telur mereka. Namun hingga 2015 sebanyak 95 persen sel telur belum digunakan.

Pembekuan sel telur tak jamin kehamilan

3. Penggunaan sel telur beku tak jamin kehamilan
Penggunaan sel telur yang sudah dibekukan tak menjamin keberhasilan kehamilan. Studi di Eropa pada sel telur yang dibekukan dari wanita berusia di bawah 30 tahun tingkat kehamilan 36-61 persen.

Peluang kehamilan tergantung pada usia wanita saat membekukan sel telur serta jumlah sel telur yang dibekukan. Menurut peneliti dari New York Medical College dan University of California, Amerika Serikat, Davids bagi wanita yang membekukan 15 sel telur sebelum usia 30 tahun, peluang kehamilan 30 persen. Bila membekukan 25 sel telur sebelum usia 30 tahun peluang kehamilan meningkat menjadi 40 persen.

4. Pembekuan sel telur paling baik dilakukan di usia muda
Usia terbaik untuk membekukan sel telur ketika berusia 20-30an tahun menurut pakar kesuburan dari University of Rochester Medical Center, Amerika Serikat, Wendy Vitek.

Pada mereka yang membekukan sel telur pada usia 38 tahun, tingkat kehamilannya akan lebih rendah.

5. Masih sedikit bayi lahir dari hasil sel telur beku
Menurut USC Fertility Center dari University of Southern California, Amerika Serikat hanya sekitar 5000 bayi yang lahir dari sel telur yang dibekukan di seluruh dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya