Puasa Tak Bisa Gantikan Kelebihan Karbohidrat dalam Tubuh

Bagi orang Indonesia nasi adalah sumber utama dari karbohidrat.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 29 Agu 2016, 16:00 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2016, 16:00 WIB
Makan Nasi Lebih Bahaya Ketimbang Gorengan
Bila kita selama ini mengetahui kalau lemak lebih bahaya daripada karbohidrat, sebuah studi baru menyangkalnya.

Liputan6.com, Jakarta Bagi orang Indonesia nasi adalah sumber utama dari karbohidrat. Banyak orang berani mengonsumsi nasi dalam jumlah banyak, dan mereka berhenti makan saat akan berpuasa di esok harinya dengan niatan membayar kelebihan karbohidrat yang telah masuk ke dalam tubuh. Namun rupanya cara tersebut bukanlah solusi terbaik.

Seala Septiani, M. Gizi, nutrisionist dari Soyjoy, mengatakan bahwa banyak individu yang tidak memperhatikan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi. Padahal mengonsumsi makanan berkarbohidrat banyak akan berakibat pada penyakit diabetes yang mengancam jiwa.

"Kebutuhan karbohidrat itu sebenarnya per hari, jadi enggak bisa diakumulasikan. Misal, makan karbo banyak hari ini, kemudian besok puasa atau enggak makan sama sekali. Nah enggak bisa kalau begitu," kata Saela kepada Health-Liputan6.com usai memberi paparan dalam Temu Media Soyjoy Cut The Carb: Cegah Diabetes dengan Diet Karbohidrat, di Mega Kuningan, Jakarta, Senin (29/8/2016).

Seala menjelaskan cara paling efektif untuk mengelola asupan karbohidrat dalam tubuh adalah dengan berolahraga. Asupan karbohidrat harian tidak lebih dari 300 gram, namun faktanya setiap hari orang di Indonesia mengonsumsi karbohidrat lebih dari ukuran normalnya.

"Makan tiga kali sehari dan nasi yang segunung ditambah minumnya yang manis-manis itu (karbohidrat) akan lebih dari 300 gram," ujarnya.

Seala mengatakan bahwa asupan karbohidrat harus disesuaikan dengan berat badan masing-masing individu. Dan untuk menjaganya dapat dilakukan dengan cara diet karbohidrat.

"Jadi kalau tidak bisa olahraga rutin, diet karbohidrat juga bisa dilakukan dengan cara mengurangi porsi karbohidrat yang biasa dikonsumsi, misal biasa makan satu porsi ya dikurangi jadi setengahnya saja," ujar Seala.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya