Liputan6.com, Kansas- Seorang siswi kelas 3 SMA di Free State High School, Lawrence, Kansas, Amerika Serikat, Sarah Schaffer mengalami Down Syndrome atau keterbelakangan perkembangan fisik dan mental sejak kecil.
Kondisi ini ditandai dengan adanya ekstra jumlah kromosom dalam tubuhnya yang memicu keterlambatan fungsi kognitif dan perubahan tertentu pada penampilan fisik.
Pasalnya, kondisi tersebut tidak membuat Sarah terhambat dari segala aktiivitas yang ia lakukan di sekolah. Kendati pun memiliki keterbelakangan fungsi otak dan fisik, ia tetap semangat melibatkan dirinya dalam kegiatan olahraga serta seni dan musik di sekolahnya itu.
Namun, seperti dilansir dari US Health News, Rabu (21/12/2016), kondisi ototnya yang melemah seiring berjalannya waktu karena kondisi ini membuat sang ibu cemas. Rose, ibunda Sarah yang merupakan seorang perawat dengan ilmu pengetahuan mendalam seputar olahraga, akhirnya memperkenalkan yoga kepada anaknya itu.
Olahraga yoga diyakini dapat membantu memperbaiki postur tubuhnya yang terhambat perkembangan ototnya akibat Down Syndrome.
Olahraga jenis ini juga dipercaya akan meningkatkan kekuatan otot, koordinasi atau keseimbangan tubuhnya, serta membantunya bernapas lebih baik melalui praktek pengambilan pernapasan yang lebih dalam.
Dengan begitu, lebih banyak oksigen yang masuk ke dalam otak Sarah dan setelah yoga ini dilakukan secara rutin, tidurnya pun lebih nyenyak. Ia pun merasa lebih rileks melakukan kegiatan apa pun meski dengan keterbatasan fisik dan fungsi kognitifnya itu.