Liputan6.com, Jakarta Apa jadinya bila seks dijadikan objek utama sebuah acara televisi? Rasanya tidak mungkin dan tabu bila di Indonesia. Namun sepertinya hal tersebut tidak terjadi di Jepang.
Di sana, ada sejumlah program acara televisi yang bertemakan seks. Beberapa di antaranya cukup aneh dan ekstrem seperti Strip the Girl, Handjob Karaoke atau Orgasm Wars.
Baca Juga
Laman Metro.co.uk melaporkan, program seperti itu bisa dibilang tidak masuk akal mengingat acara seks, lebih banyak dan legal di negara Barat.
Advertisement
Psikolog sosial Hiroyoshi Ishikawa sempat membahasnya di majalah Time pada 1983. "Jepang adalah negara kesepian yang begitu fokus pada kehidupan individual. Jadi mereka akan jarang membicarakan pernikahan, apalagi seks," katanya, seperti dikutip Japantimes, Jumat (31/3/2017).
Hal ini mungkin yang membuat para kreatif di industri hiburan berusaha menyingkirkan pikiran negatif seks.
Psikiater Teruo Abe juga mengatakan, sindrom "jijik seks" juga sepertinya kian menghantui kaum pria. Banyak pasangan yang enggan berhubungan seks."
Anehnya, banyak pasangan yang merasa kalau menikah bukan ukuran seseorang bahagia. Jadi menurut Abe, antara 40 sampai 50 persen dari semua pernikahan di Jepang disebut "tanpa kelamin" atau memiliki hubungan yang hambar karena tanpa seks.
Apa yang salah dengan mereka? Menurut para ahli, hal ini salah satunya karena budaya kerja keras yang mereka terapkan sejak puluhan tahun silam.
Selain itu, menurut Profesor Noriko Hashimoto dari Kagawa Nutrition University, ada kesan "panik" dalam pendidikan seks di Jepang pada 1990-an. Hal ini karena epidemi AIDS dari 1980-an.
"Tiba-tiba ada buku teks tentang wujud manusia dewasa membuat bayi. Ini terlalu cepat. Seks seolah hal yang kotor meski hal tersebut dimulai dari niat baik," pungkasnya.