Tidur Terlalu Lama pada Akhir Pekan Berisiko Penyakit Jantung

Studi menemukan individu yang tidur sepanjang hari pada akhir pekan dapat mengalami peningkatan risiko penyakit jantung.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 10 Jun 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2017, 10:00 WIB
tidur di hari libur
Tidur terlalu lama di hari libur menyebabkan tubuh secara alami merasa lebih lelah dari biasanya.

Liputan6.com, Jakarta Akhir pekan jadi waktu terbaik untuk tidur dan istirahat sepanjang hari. Ditambah bagi Anda yang berpuasa dan libur kerja, tidur sudah menjadi satu-satunya kegiatan yang tak mungkin ditolak.

Namun, sebelum Anda memutuskan untuk tidur sepanjang hari, ternyata terlalu lama dan banyak tidur pada akhir pekan akan membuat tubuh terasa lelah sepekan nanti.

Dilansir dari Good Housekeeping, Jumat (9/6/2017) studi yang dilakukan oleh University of Arizona menjelaskan, tidur terlalu lama dapat mengakibatkan 'social jet lag', atau perubahan jadwal tidur ketika Anda sedang libur.

Sierra Forbush, penulis studi melakukan survei kepada 984 orang dewasa di Pennsylvania, yang mengubah jam tidurnya pada hari libur. Kebanyakan orang dewasa tidur terlalu lama dan bangun terlalu siang.

"Kami menemukan orang dewasa yang bangun terlalu siang di akhir pekan mengalami penurunan kesehatan, perubahan suasana hati yang buruk, kelelahan, dan mudah mengantuk di hari selanjutnya. Bahkan sampai sepekan," kata Forbush.

Sebanyak 85 partisipan dalam studi melaporkan pola tidur yang berantakan akibat social jet lag, diikuti dengan perubahan suasana hati, dan kelelahan kronis. Sementara 11 persen partisipan dilaporkan terkena risiko penyakit jantung lebih tinggi.

Periset menyarankan agar individu tetap berada pada jadwal tidur yang sama seperti hari kerja. Namun, Anda bisa memainkan durasi tidurnya. Sebab, tidur tepat waktu lebih efektif menangkal segala masalah kesehatan.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya