Liputan6.com, Jakarta Rewel menjadi dampak paling umum jika anak kurang tidur. Sayangnya, jika hal ini sering terjadi, akan ada efek buruk bagi kesehatan anak di kemudian hari. Apa itu?
Jean Kunhardt, pemilik dari Soho Parenting Counseling di New York, mengatakan kurang tidur memberikan dampak yang cukup serius untuk anak hingga dewasa nanti. Penelitian menunjukkan kurang tidur dapat menurunkan leptin--hormon yang menandakan kenyang--dan meningkatkan hormon ghrelin yang merangsang nafsu makan.
Baca Juga
Penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Human Biology, menunjukkan perubahan hormonal tersebut menyebabkan anak terlalu banyak makan dan meningkatkan 80 persen risiko obesitas pada anak saat mereka remaja.
Advertisement
Sebuah studi di jurnal Pediatrics pada 2006 turut mengungkapkan anak-anak yang menderita sleep apnea dapat berdampak pada gejala perilaku hiperaktif dan kurang fokus. Seperti dilansir laman Real Simple, Jumat (18/8/2017) berikut panduan jam tidur anak menurut National Sleep Foundation, agar si Kecil tidak kurang tidur. *
- Bayi baru lahir (sampai 2 bulan) : 10 sampai 18 jam sehari.
- Bayi (sampai satu tahun) : Pola tidur terbagi menjadi dua, tidur siang dan tidur malam hari selama sembilan sampai 12 jam di malam hari adalah tipikal.
- Balita (usia 1 sampai 3) : 12 sampai 14 jam sehari.
- Anak-anak prasekolah (usia 3 sampai 5) : 11 sampai 13 jam setiap malam.
- Usia sekolah (usia 5 sampai 12) : Tepat sampai mereka mencapai masa pubertas membutuhkan 10 sampai 11 jam.
- Remaja (umur 13 dan ke atas) : Membutuhkan 9 sampai 9 ½ jam.