Komnas Anak: Keamanan Sekolah Tak Baik Jadi Target Penculik

Kasus penculikan anak kembali terjadi di sebuah SD di Jakarta. Seorang anak yang nyaris diculik menceritakan kronologisnya.

oleh Doddy Irawan diperbarui 13 Sep 2017, 14:30 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2017, 14:30 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Penculikan Anak
Ilustrasi Liputan Khusus Penculikan Anak

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, menyatakan sudah saatnya lingkungan sekolah meningkatkan kewaspadaan dengan memberi peringatan dini atas kemungkinan penculikan. 

"Kisah anak yang terbebas dari percobaan penculikan dari lingkungan sekolah yang diceritakan dalam video ini terulang lagi dan perlu diwaspadai," ujar Arist Merdeka Sirait melalui pesan singkat kepada Health-Liputan6.com, Rabu (12/9/2017), menanggapi kasus upaya penculikan yang terjadi pada seorang siswa SD yang videonya beredar di sosial media dua hari terakhir.

Menurut Arist, penatalaksanaan pengelolaan sekolah yang amburadul dan sistem keamanan sekolah yang tidak baik menjadi target dan sasaran penculikan. Karena itu, kata Arist, sekolah harus memiliki standar manajemen pengawasan keamanan yang bagus. Soalnya agak susah untuk membedakan mana orang yang betul-betul menjemput anaknya atau bukan.

 

Simak juga video menarik berikut

 

 

Antisipasi

Sebagai antisipasi, Arist menyarankan agar sekolah steril dari penjual jajanan di dekat sekolah. "Sekolah harus steril dan tidak mengizinkan penjualan jajanan anak di dekat sekolah, tetapi justru memberikan tempat pada para penjual jajanan di dalam area sekolah," sarannya. 

Arist juga menyarankan agar kemampuan penjaga sekolah ditingkatkan dan senantiasa melakukan deteksi dini terhadap kehadiran orang-orang di lingkungan sekolah, baik sebagai penjemput atau pengantar anak.

Tak hanya itu, para guru pun diimbau untuk mengajarkan dan mengingatkan anak terhadap kemungkinan penculikan. Arist berharap para guru bisa membekali langkah dasar penyelamatan diri terhadap anak didik mereka, seperti berteriak, berlari, berani mengatakan tidak, menggigit, serta menyiapkan semprotan hairspray saat diambil paksa oleh pelaku penculikan. 

"Pengalaman anak dengan cara menggigit, berteriak, dan berlari terbukti sebagai cara cerdas terhindar atau selamat dari percobaan penculikan," ujarnya. 

 

Anak SD Diculik

Kasus penculikan anak di sekolah mengemuka akhir-akhir ini setelah beredar video pengakuan seorang siswi SD di Jakarta yang mengaku berhasil lepas dari upaya penculikan. Kali ini si penculik beraksi di luar gerbang sekolah.

Dalam video berdurasi dua menit 34 detik itu, seorang anak perempuan bercerita seputar percobaan penculikan yang dialaminya. Bocah SD yang selamat dari percobaan penculikan itu diketahui berinisial PI dan bersekolah di SD Negeri Tanjung Duren Selatan 01 Pagi, Jakarta Barat.

Dari cerita yang dia tuturkan, PI sedang jajan di luar halaman sekolah. Namun, secara mengejutkan, ada seorang pria paruh baya membekapnya dari belakang. Beruntung, PI sigap menggigit tangan pria yang diduga penculik tersebut. Dalam video, PI pun menceritakan kronologis percobaan penculikan yang dialaminya.

"Kemarin aku lagi jajan di depan, abis itu aku mau pulang. Ada yang megang aku, terus tangannya aku gigit langsung aku lari. Kejadiannya sekitar jam 1-an," paparnya di hadapan teman-teman dan guru.

Kepala Sekolah SDN Tanjung Duren Selatan 01 Pagi, Mulyadi, mengatakan, kejadian tersebut berlangsung sepulang sekolah, pada Senin (11/9). Pihak sekolah telah melaporkan kejadian tersebut pada polisi karena rupanya menurut PI ada beberapa anak lain diikat tangannya di dalam mobil penculik. Sekolah juga menghubungi orangtua murid agar lebih waspada dengan kejadian ini. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya