Liputan6.com, Jakarta Untuk merekonstruksi RSUD Tanjung Lombok Utara pasca gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) butuh pertimbangan matang. Tidak semata-mata diperbaiki seperti semula.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan RI Achmad Yurianto mengungkapkan, saat ini sedang menunggu kebijakan rekonstruksi.
Baca Juga
"Yang jadi fokus, apakah rekonstruksi akan diikuti relokasi. Perlu dipertimbangkan lagi (untuk menghindari kerusakan terjadinya gempa)," kata Yuri, sapaan akrabnya saat ditemui di RSUD Tanjung Lombok Utara, ditulis Senin (13/8/2018).
Advertisement
Jika bangunan rumah sakit yang sekarang ternyata berada di daerah patahan, yang berpotensi gempa, maka relokasi jadi pilihan. Apalagi struktur bangunan rumah rumah sakit saat ini hancur.
"Harus dibongkar habis bangunan saat ini, lalu bangun pondasi (tahan gempa) juga (di lokasi aman)," Yuri menambahkan.
Â
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Gedung RSUD yang Hancur Sulit Diperbaiki
Sekjen Kementerian Kesehatan RI Untung Suseno Sutarjo ikut memantau kondisi RSUD Tanjung Lombok Utara, Minggu, 12 Agustus 2018. Di sela-sela pemantauan, ia mengungkapkan, bangunan rumah sakit akan sulit diperbaiki.
"Struktur (bangunan) sudah rusak dan tidak bisa menahan lagi," Untung melanjutkan.
Untuk rencana rekonstruksi RSUD Tanjung direncanakan masuk pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2019.
"Harus laporan ke Presiden dulu. Mudah-mudahan bisa cepat direkonstruksi," tutup Yuri.
RSUD Tanjung Lombok Utara hancur akibat gempa Lombok berkekuatan 7 SR pada Minggu, 5 Agustus 2018.
Advertisement