Liputan6.com, Jakarta Salah satu permasalahan kulit pada bayi berusia nol sampai setahun, yakni dermatitis atopik. Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin, Matahari Arsy, dermatitis atopik adalah penyakit kulit (eksim) yang berulang. Ini ditandai dengan ruam-ruam merah.
Baca Juga
Advertisement
"Biasanya bayi yang kena eksim mengalami kondisi ruam-ruam dalam jangka waktu lama, lebih dari empat minggu. Kalaupn sembuh, kadang suka kembali lagi (eksim muncul kembali)," kata Arsy dalam acara seminar media Sewindu Bamed Melayani: Skincare Through Decades of Life Multi-approach and Personalized" di Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018).
Kemunculan dermatitis atopik bisa juga dipengaruhi sistem kekebalan tubuh bayi. Bayi memiliki sistem kekebalan tubuh lebih sensitif dibandingkan usia lain.
"Berkeringat banyak saja bisa membuat bayi gatal-gatal," ujar Arsy.
Ruam atau bercak-bercak merah pada bayi yang mengalami dermatitis atopik terletak pada pipi, dada, siku , dan lutut, terutama di lipatan-lipatan. Area tersebut yang seringkali bergesekan dengan anggota tubuh bayi lain, seperti tangan bayi.
Â
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Simak video menarik berikut ini:
Hindari pakaian berbahan wol
Perawatan bayi yang mengalami dermatitis atopik dengan mandi dengan air biasa dan sabun bebas deterjen selama 10 menit. Yang paling penting, kata Arsy, rutin oleskan pelembab di tubuh Si Kecil.
"Hindari juga menggunakan sabun cuci pakaian yang mengandung pewangi. Untuk pakaian, jangan kenakan pakaian berbahan wol pada bayi. Bahan wol lebih banyak menimbulkan gesekan pada kulit," Arsy menambahkan.
Gesekan kulit dari pakaian berbahan wol akan menimbulkan dermatitis atopik. Bayi akan gampang gatal-gatal. Oleh karena itu, pilihlah pakaian yang berbahan benang biasa yang lembut.Â
Advertisement