Kofi Annan, Sosok Teladan bagi Pemimpin Negara di Dunia

Kofi Annan menjadi sosok teladan terbaik bagi para pemimpin negara di dunia, yang mana sikapnya sangat kharismatik.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Agu 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2018, 15:00 WIB
Kofi Annan (kiri) saat berdialog dengan Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani (Wikimedia Commons)
Kofi Annan sebagai sosok teladan bagi para pemimpin negara di dunia. (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta Kofi Annan menjadi sosok teladan terbaik bagi pemimpin negara di dunia. Berpulangnya Annan pada Sabtu. 18 Agustus 2018 meninggalkan kesedihan dihati para pemimpin dunia, terutama yang pernah menjalin kerjasama dengannya.

Komisioner Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bidang Hak Asasi Manusia, Zeid Ra’ad Al Hussein mengatakan dia sangat sedih atas kematian Kofi Annan.

“Kofi (begitu Zeid memanggilnya) adalah sosok teladan terbaik bagi pemimpin dan masyarakat dunia. Dia sangat humanis, sopan, dan berkasih sayang antarmanusia," ungkap Zeid, dikutip dari Hindustan Times, Minggu (19/8/2018).

Seluruh dunia amat kehilangan sosok Annan. Kita tidak bisa lagi melihat mantan Sekretaris Jenderal PBB ini.

"Ini kehilangan yang menyakitkan. Dia adalah seorang teman, pemimpin, dan teladan bagi jutaan orang di dunia," Zeid melanjutkan.

Annan meninggal pada usia 80 tahun. Ia berkiprah di PBB dari tahun 1997 sampai 2006. Pada tahun 2001, ketika dunia terguncang akibat serangan 11 September, Annan dianugerahi Nobel Perdamaian.

Setelah mengakhiri masa jabatan di PBB pada tahun 2006, Annan melanjutkan kariernya sebagai diplomat di Kenya dan di Suriah. Kofi Annan bertanggungjawab atas jalannya mediasi untuk mengakhiri konflik di negara tersebut.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018. Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video menarik berikut ini:

Menginspirasi para pemimpin dunia

Romantisnya Obama yang Selalu Menggandeng Tangan Istri
Ucapan sedih dari Barack Obama atas kematian Kofi Annan.. (AFP PHOTO / ZACH GIBSON)

Lahir di Kumasi, ibu kota wilayah Ashanti Ghana, Afrika, Annan adalah putra seorang eksekutif sebuah perusahaan dalam bidang perdagangan Eropa. Perusahaan itu bernama United Africa, anak perusahaan Unilever multinasional Anglo-Belanda. Selama berkarier, Annan juga terkenal dengan sikapnya yang kharismatik.

Ia penuh senyum, sopan, dan simpatik terhadap orang lain. Tak ayal, sikapnya menginspirasi para pemimpin negara di dunia. Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama ikut bersedih dengan kematian Annan.

"Kofi Annan adalah seorang diplomat dan sosok yang humanis. Integritas, ketekunan, optimisme, dan rasa kemanusiaanlah yang dia tinggalkan bagi kita semua. Kofi tidak pernah berhenti mengejar dunia. Dia ingin mewujudkan dunia yang lebih baik," tulis Obama dalam pernyataannya, dikutip dari Mediaite.

Annan bahkan meluangkan waktu untuk memotivasi dan mengilhami generasi pemimpin berikutnya.

"Michelle dan saya menyampaikan, belasungkawa kepada keluarganya dan orang-orang yang mencintainya," Obama melanjutkan.

Diam namun tegas

Presiden Joko Widodo bertemu dengan mantan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa Kofi Annan
Kofi Annan termasuk orang yang diam, tapi tegas.

Ketika menjabat sebagai Sekjen PBB, Kofi Annan sering datang ke kantor PBB di Jenewa, Swiss. Dialah satu-satunya pemimpin yang lebih sering menyambangi kantor PBB di Jenewa dibandingkan para pendahulu atau penerusnya. Dalam tugas sehari-hari, kekuatan dan politik PBB terkonsentrasi di New York, Amerika Serikat.

Melansir laman BBC, Annan sangat dihormati di mata para jurnalis Jenewa. Dia tidak menghindari berbagai pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan tegas.

Seluruh jurnalis Jenewa akan ingat, Annan tidak melupakan wajah. Bahkan ia cukup berhenti untuk menyapa meski dia tidak punya waktu berbicara.

Cara Annan, yang diam-diam tetapi tegas mengingatkan para pemimpin dunia. Betapa pun kuatnya, mereka (pemimpin) perlu menempatkan tanggungjawab tugas untuk warga negara di atas karier politik.

kepala Komite Internasional Palang Merah, Peter Maurer menyatakan, kesedihan karena kehilangan Annan.

"Dia adalah pemimpin sejati dan seorang juara yang gigih mewujudkan perdamaian," ungkap Peter.

Di Jenewa tidak hanya ada kesedihan karena kehilangan Kofi Annan, yang seorang pria berdedikasi untuk perdamaian dan hak asasi manusia, melainkan kesedihan karena kehilangan seorang teman.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya