Lebih Ramah Lingkungan, RSHS Bandung Bakal Kelola Limbah dengan Sistem BMW

RSHS Bandung bakal terapkan sistem BMW dalam mengelola sampah nonmedis. Apa itu?

oleh Arie Nugraha diperbarui 04 Nov 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2019, 14:00 WIB
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung (Foto: Dok. Pemprov Jabar)

Liputan6.com, Bandung Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Jawa Barat akan melakukan tata kelola limbah nonmedis dengan sistem Bioteknologi Maggot dan Zero Waste (BMW).

Menurut Direktur Umum dan Operasional RSHS Muhammad Kamaruzzaman, sosialisasi soal tata kelola limbah nonmedis dengan sistem BMW telah dilakukan pada Agustus 2019 lalu. Dengan merangkul peserta dari seluruh rumah sakit se-Kota Bandung dan tujuh rumah sakit regional di Jawa Barat.

“Secara umum sistem BMW merupakan teknik pengelolaan limbah organik secara biologi dengan menggunakan agen larva maggot yang merupakan teknik baru yang paling ramah lingkungan, efektif dan efisien. Maggot itu sendiri berasal dari lalat BSF (black soldier fly) atau dikenal sebagai lalat hitam (Hermetia illucent) yang memiliki siklus hidup terpendek, reproduksi terbesar dan dapat memakan berbagai materi sampah organik dengan waktu yang relatif singkat,” kata Kamaruzzaman di Bandung ditulis Senin (4/11/2019).

Kamaruzzaman mengaku sistem BMW ini bukan inovasi baru. Untuk di Indonesia, sudah tujuh provinsi yang menggunakan sistem ini. Namun untuk rumah sakit, RSHS menjadi yang pertama di Indonesia.

Sistem yang sejalan dengan program Pemerintah Kota bandung yaitu KangPisman (Kurangi Pisahkan Manfaatkan) ini telah diuji coba sejak awal Agustus 2019 dan telah memiliki perjanjian kerja sama dengan pihak ke tiga untuk pelaksanaannya.

“Harapannya volume sampah akan sangat berkurang dan terwujudnya efisiensi. Sebagai salah satu sektor penghasil sampah terbanyak, rumah sakit memerlukan upaya untuk mengelola sampah yang dihasilkan tidak menambah beban tempat pembuangan akhir (TPA) sampah dan berdampak buruk pada kelestarian lingkungan,” ujar Kamaruzzaman.

Dinas Kesehatan Kota Bandung juga sudah mendukung sistem tata kelola sampah BMW ini. Alasannya adalah efisien, ramah lingkungan, dapat mengurangi beban di TPA dan dapat meningkatkan nilai ekonomis.

Sementara untuk magot-magot tersebut bisa dimanfaatkan menjadi makanan ternak, itik, dan lainya yang sejenis. Larva maggot sendiri memiliki niali jual antara Rp40 ribu menjadi Rp70 ribu.

“Akan ada pertemuan selanjutnya untuk menguatkan komitmen seluruh rumah sakit di Kota Bandung dan tujuh rumah sakit regional Jawa Barat dalam pengelolaan limbah medis dan mewujudkan green hospital. RSHS juga telah memiliki mini lab sebagai media untuk sosialisasi atau pelatihan bagi institusi lain yang mau belajar mengenai pengelolaan BMW ini agar dampaknya lebih besar,” lanjut Kamaruzzaman.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Bisa Mengurangi Volume Sampah RS

Dengan tata kelola limbah non medis menggunakan sistem BMW ini sebut Kamaruzzaman, diharapkan dapat mengurangi volume sampah di rumah sakit. Selain itu, mengurangi biaya pengelolaan yang dilakukan selama ini dan sebaliknya dapat menghasilan keuntungan bagi pengelola sehingga sampah yang tadinya menjadi masalah, dapat berubah menjadi berkah.

RSHS merupakan rumah sakit tipe A dengan pasien lebih dari 2.000 orang setiap harinya. Sampah organikdihasilkan dari volume sampah keseluruhan. 

“Selama ini pengelolaan sampah membutuhkan biaya 25-27 juta perbulan. Sampah organik akan diambil seluruhnya tanpa dikenakan biaya, sebaliknya sampah anorganik menjadi kompensasi bagi pihak ketiga. Untungnya bagi rumah sakit, sampah terangkut dengan biaya ditekan seminimal mungkin,” ungkap Kamaruzzaman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya