Liputan6.com, Jakarta - Reynhard Sinaga, mahasiswa asal Inggris yang dihukum seumur hidup karena kasus pemerkosaan terhadap 48 korban pria membuat Priti Patel, politisi Inggris telah menjabat sebagai Sekretaris Dalam Negeri untuk meninjau obat-obatan pemerkosaan seperti GHB (gamma-butyrolactone).
Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya kasus pemerkosaan yang telah dilakukan Reynhard Sinaga, dengan mendesak kontrol yang lebih ketat dengan pengeluaran obat-obatan tersebut.
Baca Juga
"Saya sangat prihatin dengan penggunaan obat-obatan terlarang seperti GHB untuk melakukan kejahatan ini dan telah meminta Dewan Penasehat independen tentang Penyalahgunaan Narkoba untuk mempercepat tinjauan melihat apakah kontrol kami untuk obat-obatan ini cukup tangguh," jelas patel.
Advertisement
Belum diketahui bagaimana penanganan yang tepat kepada para korban pemerkosaan karena hal ini baru merupakan langkah awal. Namun, seperti yang dilansir The Guardian, Patel menyampaikan simpati tulus kepada para korban dan rasa terima kasih kepada polisi dan jaksa yang menangani kasus ini, dan menempatkannya di ballik jeruji besi.
Simak Video Menarik Berikut:
Efek GHB
Untuk membuktikan kasusnya, penuntutan mengandalkan bukti ahli dari dr. Simon Elliott, seorang konsultan ahli forensik. Dia mengatakan kepada bahwa salah satu efek GHB adalah anterograde amnesia, dimana seseorang tidak dapat mengingat apa pun saat terkena obat tersebut.
"Sekitar 15 menit setelah mengambil satu dosis kecil, seseorang kemungkinan besar akan tertidur lelap atau bahkan tidak sadarkan diri, dan tidak dapat mengingat apa pun selama tujuh jam," kata Elliott.
Salah satu spesialis polisi yang memberikan bukti kepada pengadilan mengatakan GHB mudah dibeli secara online dari China, dengan penjualan lima liter dengan harga 300 pound, atau 5.488.045 juta. Dealer menjual obat dalam botol 15ml atau 30ml. "Hanya 1 ml sudah cukup untuk menjatuhkan seseorang," katanya.
Oleh karena itu, Patel berharap langkah ini dapat menjadi solusi, sekaligus langkah nyata dalam penanganan yang tepat agar tidak ada korban selanjutnya.
Â
Penulis: Lorenza Ferary
Advertisement