Liputan6.com, Jakarta Dalam masa COVID-19 suasana pembelajaran dan hasil belajar anak menjadi kurang maksimal. Hal ini disebabkan anak harus belajar di rumah dan banyak yang harus disesuaikan.
Seperti disampaikan Saskhya Aulia Prima, M.Psi, Psikolog Co Founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi, walau hanya di rumah, pembelajaran harus tetap dilakukan. Alasannya, karena mendidik anak tidak cukup hanya sampai pintar saja.
Baca Juga
“Anak perlu lebih dari sekadar SMART untuk bertahan. Melatih anak untuk menjadi visioner sangat dibutuhkan. Tidak hanya terbawa atau mengikuti arus tapi juga dapat menciptakan masa depan sendiri,” kata Saskhya dalam seminar daring bersama Cerebrofort, Selasa (28/4/2020).
Advertisement
Ia menambahkan, ada lima karakter anak visioner. Lima tanda tersebut meliputi tujuan atau goal setting yang dimiliki anak. Selain itu, anak memiliki daya juang tinggi, optimis, banyak akal, dan memiliki keinginan untuk bermanfaat bagi orang lain.
Simak Video Berikut Ini:
Prinsip Anak Belajar Maksimal
Dalam membangun anak visioner perlu adanya beberapa upaya dan dukungan eksternal dari orangtua, guru, dan pendidik lainnya, tampah Saskhya.
Selain pemberian nutrisi seimbang, otak yang bekerja optimal adalah otak yang bahagia. Saraf otak perlu berkoneksi satu sama lain.
“Koneksi terjadi bila ada interaksi membahagiakan selama proses belajar. Orangtua harus bisa membangun suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan bagi anak.”
Hal ini sejalan dengan sumber utama perkembangan otak anak menurut penelitian berjudul “Caring Relationship: The Heart of Early Brain Development Young Children” karya J. R. Laily.
Penelitian tersebut mengungkap dua sumber utama untuk perkembangan otak anak. Dua sumber tersebut adalah nutrisi yang baik dan cara pengasuhan.
Advertisement