Efek Amonium Nitrat dari Ledakan Beirut Lebanon, Radang Pernapasan hingga Merusak Sel Tubuh

Efek kesehatan amonium nitrat dari ledakan di Beirut, Lebanon bisa sebabkan radang pernapasan dan kerusakan sel tubuh.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 06 Agu 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2020, 10:00 WIB
FOTO: Proses Pencarian Korban Ledakan Besar di Beirut Lebanon
Petugas penyelamat dan keamanan bekerja di lokasi ledakan besar di Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020). Ledakan yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan ribuan lainnya terluka tersebut meratakan pelabuhan dan merusak bangunan di seluruh Beirut. (AP Photo/Hussein Malla)

Liputan6.com, Jakarta Ada efek kesehatan dari amonium nitrat yang menjadi penyebab terjadinya ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon. Para korban ledakan yang menghirup gas dari asap amonium nitrat berisiko mengalami iritasi, radang pernapasan, dan kerusakan sel tubuh.

Profesor kimia University College London, Andreas Sella menjelaskan, ketika amonium nitrat meledak terjadi pelepasan gas beracun, termasuk nitrogen dioksida dan gas amonia.

Kita melihat sesaat setelah terjadinya ledakan pada Selasa, 4 Agustus 2020, muncul awan berwarna oranye-merah. Ini disebabkan adanya kandungan nitrogen dioksida, yang sering dikaitkan dengan polusi udara.

"Jika tidak ada banyak angin, maka itu bisa menjadi bahaya bagi orang-orang di dekatnya," jelas Sella, dikutip dari BBC News, Kamis (6/8/2020).

Tingginya kadar nitrogen dioksida dapat menjadi masalah bagi para korban ledakan Beirut yang memiliki masalah pernapasan, yakni timbulnya iritasi, sistem pernapasan yang meradang, batuk dan mengi yang memburuk.

Fungsi paru-paru berkurang dan peningkatan serangan asma, menurut American Lung Association. Paparan nitrogen oksida juga dikaitkan dengan masalah kardiovaskular, berat badan lahir rendah pada bayi baru lahir, dan risiko kematian bayi prematur yang lebih tinggi.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Merusak Sel Tubuh

FOTO: Proses Pencarian Korban Ledakan Besar di Beirut Lebanon
Tentara mencari korban selamat setelah ledakan besar di Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020). Ledakan yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan ribuan lainnya terluka tersebut meratakan pelabuhan dan merusak bangunan di seluruh Beirut. (AP Photo/Hassan Ammar)

Nitrogen dioksida biasanya dibuat tatkala bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, gas atau diesel, terbakar pada suhu tinggi. Dalam hal ini, kendaraan menjadi sumber terbesar dalam kehadiran nitrogen dioksida.

Tingkat nitrogen dioksida tinggi juga bisa timbulkan sakit kepala, pusing, perasaan geli di tubuh, dan gelisah. Kondisi ini bisa meningkatkan denyut jantung, tekanan darah naik, koma, mati lemas, dan kejang-kejang.

Sementara itu, gas amonia termasuk gas korosif yang dapat merusak sel-sel tubuh. Kadar amonia yang tinggi di udara dapat menyebabkan mata, hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan seseorang terbakar.

Akibatnya, terjadi kebutaan, kerusakan paru-paru, dan kematian. Ketika dihirup pada tingkat yang lebih rendah, gas amonia dapat membuat seseorang batuk, iritasi tenggorokan, dan hidung.

"Ini jelas ledakan yang sangat signifikan. Dan jumlah kematian yang dilaporkan kemungkinan jauh lebih tinggi daripada yang diidentifikasi saat ini," papar Konsultan dan dosen klinis senior bidang Kedokteran Australian National University, David Caldicott, dikutip Newsweek.

"Selain luka-luka akibat kekuatan ledakan, mereka yang berada di dekatnya dapat mengalami gangguan pernapasan akibat terhirup gas nitrogen dioksida dan amonia."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya