Cara Kerja Remdesivir, Obat yang Dinilai Potensial dalam Penanganan Pasien COVID-19

Salah satu obat yang dianggap potensial dalam penanganan pasien COVID-19 adalah remdesivir, bagaimana cara kerjanya?

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 02 Okt 2020, 09:30 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2020, 09:30 WIB
Ilustrasi pasien Covid-19 (Liputan6.com / Abdillah)
Ilustrasi pasien Covid-19 (Liputan6.com / Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Hingga saat ini, belum ada obat yang secara resmi dinyatakan atau direkomendasikan untuk membunuh virus corona penyebab COVID-19. Walau begitu, beberapa obat potensial tengah diuji dan diberikan kepada pasien untuk penggunaan darurat, salah satunya adalah remdesivir.

Dokter spesialis paru Erlina Burhan mengungkapkan bahwa di Indonesia, remdesivir sebenarnya sudah dimasukkan dalam standar perawatan pasien COVID-19 meski sebelumnya belum tersedia.

"Tapi kita baru saja mendapatkan informasi bahwa remdesivir sudah ada di Indonesia dan sudah mendapatkan izin pemakaian emergensi untuk pasien-pasien di Indonesia," kata Erlina dalam konferensi pers pada Kamis (1/10/2020).

Erlina, yang juga tergabung dalam Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19, mengatakan bahwa sesungguhnya remdesivir adalah obat antivirus yang ditujukan untuk pasien Ebola.

Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan itu menambahkan, di beberapa negara, obat ini juga diuji coba dalam terapi pengobatan pasien COVID-19 dan menunjukkan hasil yang baik.

"Cara kerjanya adalah remdesivir ini menghambat replikasi virus," kata Erlina. "Jadi mudah-mudahan, kalau dimasukkan remdesivir ini, replikasi virus bisa terhambat sehingga tidak terjadi keparahan yang lebih lanjut, kemudian sistem imun kita bisa mengendalikan."

Adapun, cara pemberiannya dilakukan lewat infus dengan aturan dan dosis tertentu selama beberapa hari.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Pemberian Obat pada Pasien COVID-19

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Dikutip dari AP News, studi besar mengenai penggunaan remdesivir dalam pengobatan pasien COVID-19 pertama kali dilakukan di Amerika Serikat.

Dalam sebuah penelitian terhadap 1.063 pasien bergejala parah di rumah sakit, remdesivir dari Gilead Science mempersingkat waktu pemulihan hingga 31 persen dengan rata-rata 11 hari, dibandingkan pada mereka yang diberi pengobatan biasa yaitu 15 hari.

Pada Mei 2020, Gilead memperluas voluntary non-exclusive license kepada perusahaan farmasi generik terkemuka di India dan produsen obat antiretroviral di India, Hetero untuk memproduksi dan mendistribusikan Remdesivir di 127 negara, termasuk Indonesia dalam rangka memperluas akses ke pengobatan COVID-19

Remdesivir sendiri siap dipergunakan di Indonesia sejak kemarin, usai diluncurkan secara resmi oleh Kalbe Farma bekerja sama dengan Amarox Global Pharma, Hetero.

Kalbe menyatakan, penggunaan obat bermerek Covifor ini hanya diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai penggunaan darurat. Sehingga, mereka hanya akan mendistribusikannya secara langsung ke rumah sakit yang membutuhkan.

INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19

INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19
INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya