Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa pertimbangan yang membuat pemerintah memilih Sinovac sebagai vaksin COVID-19 yang bakal diberikan ke masyarakat bila sudah mendapat persetujuan penggunaan darurat dari BPOM. Unsur aman, efektif, dan mutu yang menjadi penentu pemerintah memilih vaksin Sinovac.
Pada dasarnya, pemilihan vaksin COVID-19 harus memenuhi beberapa faktor, seperti vaksin yang terpilih harus memiliki unsur keamanan khasiat dan mutu yang terjamin oleh lembaga yang berwenang. Selain itu juga harus dapat dibuktikan dari serangkaian pengujian yang dimulai dari pengujian praklinis, uji klinis tahap satu, dua dan tiga seperti disampaikan Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.
Baca Juga
“Jika melihat timeline ataupun proses pengembangan, calon vaksin COVID-19 dari Sinovac termasuk satu dari 10 kandidat yang paling cepat dan sudah masuk ke uji klinis tahap 3,” kata Honesti dalam keterangan yang diterima Liputan6.com.
Advertisement
Selain itu, metode pembuatan vaksin menggunakan platform inactivated virus sudah dikuasai Bio Farma. Faktor lain, sistem mutu Sinovac sudah diakui Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Dalam kerja sama antara Bio Farma dengan Sinovac, terdapat juga transfer teknologi dalam hal pengujian-pengujian yang dibutuhkan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Sebelumnya, 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac sudah sampai pada Minggu, 6 Desember 2020. PT Bio Farma memperkirakan penyuntikan vaksin COVID-19 perdana pada Februari 2021.
Penyuntikan dilaksanakan setelah izin darurat penggunaan (Emergency Use Authorization/EUA) diberikan BPOM.