Ada Strain Baru Virus Corona, Austria Larang Penerbangan dari Inggris

Negara-negara Eropa serentak melarang penerbangan dari Inggris usai adanya strain baru Virus Corona yang 70 persen lebih cepat menyebar

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 21 Des 2020, 20:32 WIB
Diterbitkan 21 Des 2020, 07:44 WIB
Warga London Kembali Ramaikan Jalanan
Orang-orang berjalan dengan mengenakan masker dan membawa tas belanjaan di Regent Street, setelah pelonggaran pembatasan virus corona COVID-19 menyusul berakhirnya kebijakan penguncian nasional atau lockdown kedua di Inggris, di London, Sabtu (5/12/2020). (AP Photo/Alberto Pezzali)

Liputan6.com, London - Sejumlah negara di Eropa terdiri dari Jerman, Belanda, Belgia, dan Austria telah melarang penerbangan dari Inggris karena kekhawatiran akan varian Virus Corona baru.

Pembatasan perjalanan ke Inggris dikeluarkan usai para ilmuwan menemukan strain baru Virus Corona penyebab COVID-19 yang menyebar lebih cepat dibandingkan varian strain terdahulu.

Ditambah pula Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, baru saja mengumumkan pada Sabtu, 19 Desember 2020, berencana mengeluarkan peraturan lock down yang lebih ketat, yang dikenal dengan 'Tingkat 4'.

Kebijakan tersebut mengakibatkan toko, pusat olahraga kebugaran (gym), bioskop, salon, arena bowling, dan sejumlah tempat yang tak penting terpaksa tutup selama dua minggu. Warga juga dilarang bertemu satu sama lain di ruang publik dan juga di luar ruangan.

Pengetatan lock down tingkat 4 di Inggris guna mencegah terjadinya penularan Virus Corona yang lebih parah direncanakan belangsung selama libur Natal dan Tahun Baru.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Berikut Ini


Strain Baru Virus Corona di Inggris

Warga London Kembali Ramaikan Jalanan
Orang-orang berjalan dengan mengenakan masker dan membawa tas belanjaan di Regent Street, setelah pelonggaran pembatasan virus corona COVID-19 menyusul berakhirnya kebijakan penguncian nasional atau lockdown kedua di Inggris, di London, Sabtu (5/12/2020). (AP Photo/Alberto Pezzali)

Epidemiolog yang menduduki posisi di Health Emergency Program di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Maria Van Kerkhove, mengatakan kepada BBC pada Minggu, 20 Desember 2020 bahwa pejabat kesehatan Inggris pertama kali mengidentifikasi strain baru Virus Corona, yang mendapat sebutan VUI-202012/01, pada pertengahan September. 

Sementara itu, Profesor Mikrobiologi di Universitas Reading, Inggris, Simon Clarke, mengatakan, sangat umum bagi virus, tidak terkecuali Virus Corona penyebab COVID-19 untuk bermutasi.

“Ketika mereka menyebabkan infeksi, mereka masuk ke dalam sel kita dan mengambil alih sel untuk membuat lebih banyak salinan dari diri mereka sendiri untuk berkembang biak, dan setiap kali mereka melakukan itu satu set materi genetik baru dibuat untuk setiap virus baru,” kata Simon dikutip dari situs NBC News pada Senin, 21 Desember 2020. 

Namun, Simon menambahwa bahwa sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa strain baru Virus Corona yang menyebar 70 persen lebih cepat mengakibatkan keparahan atau kematian yang lebih parah. 

Meski begitu, menurut Ahli Virologi Klinis dari Universitas Leicester, Dr Julian Tang, langkah Inggris untuk melakukan pembatasan atau penguncian wilayah yang lebih tepat merupakan tindakan yang diperlukan. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya