Perubahan Kebiasaan Picu Permasalahan Anak di Masa Pandemi COVID-19

Inilah sejumlah masalah yang dihadapi anak selama pandemi COVID-19.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 09 Feb 2021, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi anak dan gawai. (dok. pexels.com/@kaku-nguyen-1144098)

Liputan6.com, Jakarta - Bidan dari unit pelaksana teknis dinas (UPTD) Puskesmas Bendo Magetan, Jawa Timur, Iin Rosita, memaparkan beberapa masalah yang dihadapi anak selama pandemi COVID-19.

Menurut pengamatannya, anak-anak memiliki permasalahan yang kompleks salah satunya karena perubahan kebiasaan. Sebelum pandemi, seorang anak bebas bermain di luar bersama teman-temannya.

Namun, seiring diterapkannya berbagai pembatasan, protokol kesehatan, dan sekolah daring, aktivitas fisik dan sosial mereka pun ikut berkurang.

Selain pada anak-anak usia sekolah, Iin juga melihat adanya gangguan tumbuh kembang pada bayi di era pandemi ini.

“Ada gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Bulan lalu saya menemukan kasus bayi tiga bulan yang belum bisa menyanggah kepalanya, ada yang satu tahun belum bisa jalan, ternyata ini juga karena banyak di rumah,” ujar Iin  dalam webinar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) ditulis Senin (8/2/2021).

Ia berpendapat, beberapa orangtua yang berperan sebagai pengasuh cenderung menyalahartikan kebijakan jaga jarak. Menjaga jarak bukan berarti membatasi aktivitas secara total, olahraga di rumah, asupan sinar matahari, dan interaksi sosial tetap dibutuhkan anak.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini

Keracunan Gawai

Selama melayani pasien anak, Iin sempat juga kedatangan orangtua dengan anak yang mengeluh pusing, sakit perut, mata merah, dan emosinya labil.

“Setelah kita anamnesa secara mendalam, ternyata anak ini keracunan gadget. Tiga hari tiga malam tidak berhenti bermain gadget.”

Menurut Iin, ketika anak merasa bosan, mereka akan mencari hal menyenangkan untuk dilakukan di rumah dan gawai menjadi satu-satunya sumber kesenangan itu.

Jadi, tambahnya, orangtua perlu melindungi anaknya dengan mencari tahu apa saja yang harus dilakukan ketika mendampingi anak sekolah daring dan ketika berdiam diri di rumah.

Masalah lain yang timbul di masa pandemi adalah kurangnya asupan gizi karena ekonomi keluarga terganggu. Rasa khawatir juga sering timbul akibat informasi-informasi yang salah.

Kebanyakan ibu hamil tidak pergi ke fasilitas kesehatan dengan alasan takut terpapar, tidak ada yang mengantar, dan tidak mau dirujuk. Hal ini meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berdampak buruk bagi bayi, tutup Iin.

 

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi COVID-19

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya