Kasus COVID-19 Dunia Meningkat Lagi, Efek Masyarakat Terlena dengan Kedatangan Vaksin

Setelah sempat turun selama enam minggu, kini ada kenaikan kasus COVID-19 dunia. Apa penyebabnya?

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mar 2021, 16:22 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2021, 09:00 WIB
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito dalam siaran langsung perkembangan penanganan COVID-19 di YouTube BNPB Indonesia, Selasa (2/3/2021). (Foto: Tangkapan layar YouTube BNPB Indonesia)
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito . (Foto: Tangkapan layar YouTube BNPB Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada 1 Maret 2021 mengumumkan peningkatan kasus konfirmasi COVID-19 dunia untuk pertama kalinya sejak 6 minggu terakhir. Besar kemungkinan hal ini karena masyarakat dunia mulai terlena dengan kedatangan vaksin Corona. 

Terkait hal itu, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyinggung dimulainya vaksinasi berdampak pada berkurangnya disiplin masyarakat dunia dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Mengingat laju penyuntikan vaksin tidak sebanding dengan laju penularan virus COVID-19, kelalaian dalam menerapkan protokol kesehatan sangat berpotensi untuk menyebabkan peningkatan penularan di tengah penduduk,” kata Wiku.

“Apabila terus dibiarkan, kenaikan kasus akan semakin masif dan semakin berpotensi untuk memakan banyak korban jiwa,” tegasnya.

Wiku mengimbau agar masyarakat tidak memandang vaksin sebagai solusi mutlak dari penanganan pandemi. Tetap yang terpentingadalah menjalankan protokol kesehatan secara kesehatan. 

“Vaksin akan membantu menyelamatkan nyawa, tetapi jika kita hanya mengandalkan vaksin, maka kita membuat kesalahan,” ungkapnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video berikut

Perubahan Perilaku jadi Fondasi

[Fimela] ilustrasi masker
masker untuk menghindari virus corona | pexels.com/@cottonbro

Menurut Wiku, perubahan perilaku harus menjadi fondasi utama dari usaha menghentikan penularan virus COVID-19 di Indonesia. Disiplin protokol kesehatan sebagai bagian dari perubahan perilaku di masa pandemi ini juga harus semakin digalakkan, mengingat telah ditemukannya kasus mutasi baru COVID-19, yaitu mutasi B117 yang berasal dari Inggris.

Wiku mengungkapkan saat ini pemerintah telah melakukan surveillance kedatangan dari luar negeri untuk mencegah masuknya strain COVID-19 di pintu masuk Indonesia. Namun, masyarakat tetap bertanggung jawab untuk terus berupaya mencegah penularan COVID terjadi di tengah masyarakat dengan disiplin melakukan protokol kesehatan.

“Penanganan dapat maksimal bila seluruh elemen masyarakat bersedia bahu-membahu untuk menjadi bagian dari solusi penanganan pandemi,” ujar Wiku.

Selain itu, untuk meningkatkan kualitas penanganan COVID-19, Wiku juga berharap pemerintah pusat dan daerah dapat meningkatkan koordinasi.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi 

Infografis

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya